Suara.com - Kabid Propam Polda Jawa Tengah dan Kapolrestabes Semarang memberikan keterangan berbeda terkait kasus penembakan Gamma, siswa SMK di Semarang yang ditembak Aipda Robig Zaenudin. Motif penembakan ini pun terungkap setelah dilakukan investigasi,
Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar bersikeras bahwa Aipda Robog menembak Gamma karena berniat melerai tawuran. Tak tanggung-tanggung, pihak Kapolrestabes Semarang bahkan menunjukkan senjata tajam yang diklaim milik korban.
Akan tetapi, keterangan Kombes Irwan seolah pudar setelah pihak keluarga Gamma mengamankan rekaman CCTV saat kejadian. Dalam CCTV, terlihat jelas bahwa tidak ada tawuran di area sekitar.
Munculnya bukti CCTV membuat Kabid Propam Polda Jawa Tengah angkat bicara. Ia mengungkap motif penembakan Gamma oleh Aipda Robig bukan karena tawuran. Lalu apa yang terjadi?
Baca Juga: 5 Fakta CCTV Gamma Ditembak Aipda Robig di Semarang, Bukti Tak Ada Tawuran?
Keterangan Kapolrestabes Semarang
Kombes Irwan Anwar menyebut bahwa Aipda Robig berusaha melerai korban yang terlibat tawuran dengan geng Seroja. Ia juga mengklaim bahwa Gamma masuk ke dalam geng Tanggul Pojok.
Di tengah-tengah upaya tersebut, Aipda Robig pun melepaskan tembakan dari senapan yang ia bawa. Alasannya, kata Kombes Irwan, pihak korban sempat melakukan penyerangan ke polisi.
"Ketika dua geng ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai, namun ternyata anggota polisi mendapat serangan hingga dilakukan tindakan tegas (penembakan)," ujar Kombes Irwan Anwar dalam konferensi pers pada Senin (25/11/2024) malam.
Keterangan Kabid Propam Polda Jawa Tengah
Kabid Propam Polda Jawa Tengah Kombes Aris memberikan klarifikasi begitu keluarga korban mengantongi bukti CCTV, Kombes Aris memastikan bahwa motif penembakan Aipda Robig ke Gamma bukan karena upaya membubarkan tawuran.
“Penembakan yang dilakukan terduga pelanggar (Aipda Robig) tidak terkait dengan pembubaran tawuran yang sebelumnya terjadi,” ujar Kombes Aris.
Menurut keterangan Kombes Aris, Aipda Robig merasa dipepet kendaraannya oleh pihak korban. Hal itu membuat Aipda Robig mengejar korban, lalu menanti korban di tengah jalan, sebelum akhirnya melepaskan tembakan.
“Kemudian motif yang dilakukan oleh terduga pelanggar (Aipda Robig) dikarenakan pada saat perjalanan pulang mendapat satu kendaraan yang memakan jalannya, terduga pelanggar jadi kena pepet. Akhirnya terduga (Aipda Robig) menunggu tiga orang ini putar balik dan terjadilah penembakan,” pungkasnya.
Atas perbedaan keterangan tersebut, Kapolrestabes Semarang pun sudah mengakui kesalahanya dan mengaku siap menerima segala konsekuensinya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri