Suara.com - Modest fashion telah menjadi salah satu tren terbesar dalam industri mode global, menarik perhatian tidak hanya dari negara-negara dengan mayoritas populasi Muslim tetapi juga dari masyarakat luas yang mencari gaya yang nyaman, inklusif, dan bermakna. Dengan fokus pada busana yang sopan, elegan, dan serbaguna, modest fashion kini mendapatkan tempat utama di panggung internasional, didukung oleh pertumbuhan pasar yang signifikan dan meningkatnya permintaan untuk desain yang lebih beragam.
Laporan dari Global Islamic Economy memperkirakan bahwa pengeluaran dunia untuk modest fashion akan terus meningkat hingga mencapai miliaran dolar pada tahun-tahun mendatang. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya desainer yang memperkenalkan koleksi modest dengan sentuhan inovatif, sekaligus oleh acara-acara besar seperti Modest Fashion Weeks di Dubai, London, dan Istanbul.
Apa yang Membuat Modest Fashion Populer?
Keberhasilan modest fashion tak lepas dari kemampuannya memadukan keindahan estetika dengan nilai-nilai budaya. Busana modest tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai media untuk mengekspresikan identitas dan kepercayaan diri. Desain yang sering menampilkan siluet longgar, bahan yang nyaman, dan detail artistik membuat modest fashion relevan untuk berbagai kesempatan, mulai dari formal hingga kasual.
Baca Juga: Cinta Produk Lokal? Ini 4 Jam Tangan Feminin yang Siap Tambah Pesonamu!
Selain itu, gerakan menuju mode yang inklusif juga menjadi pendorong utama popularitas modest fashion. Banyak merek besar dunia mulai memasukkan elemen modest dalam koleksi mereka, mencerminkan permintaan yang luas dari berbagai kelompok masyarakat.
Strategi Menuju Pasar Internasional
Bagi merek-merek baru atau lokal yang ingin menembus pasar internasional, modest fashion menawarkan peluang besar untuk menjangkau audiens global. Namun, keberhasilan tidak hanya bergantung pada desain yang menarik, melainkan juga strategi yang matang. Beberapa langkah kunci yang dapat diambil antara lain:
Menghadirkan Nilai Budaya Lokal dalam Desain
Budaya lokal sering menjadi inspirasi yang kuat untuk menciptakan koleksi modest yang unik. Nilai budaya tidak hanya membuat desain lebih bermakna, tetapi juga membedakan sebuah merek di pasar yang kompetitif.
Baca Juga: Trend Pakaian Thrifting: Antara Fashion dan Isu Kesehatan
Berpartisipasi di Ajang Internasional
Pameran seperti Modest Fashion and Art Trade Show menjadi platform penting bagi desainer untuk memamerkan karya mereka kepada pembeli, media, dan komunitas fashion global. Dengan kehadiran di acara seperti ini, sebuah merek dapat membangun jaringan, meningkatkan visibilitas, dan memperluas akses ke pasar baru.
Menggunakan Teknologi Digital
Strategi pemasaran digital sangat penting untuk menarik audiens global. Merek yang sukses sering menggunakan media sosial, platform e-commerce, dan konten interaktif untuk menjangkau konsumen baru di luar negeri.
Salah satu contoh keberhasilan menggabungkan tren modest fashion dengan nilai budaya lokal adalah NOIE STUDIOS, merek fashion perempuan asal Indonesia yang baru-baru ini tampil di Modest Fashion and Art Trade Show Istanbul.
Dengan koleksi bertema "Heart of Home", NOIE STUDIOS memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui desain yang terinspirasi dari rumah adat dan flora-fauna khas Nusantara. Koleksi ini menggabungkan bahan denim sebagai ciri khas mereka dengan ilustrasi budaya lokal, menjadikannya salah satu sorotan di ajang internasional tersebut.
“Kami ingin menonjolkan keberagaman Indonesia, terutama melalui rumah adat yang mencerminkan identitas masyarakatnya. Ini adalah cara kami memperkenalkan sisi indah dari keberagaman budaya Indonesia ke audiens internasional,” ujar Diah Dewi Intariani, Desainer Utama NOIE STUDIOS.
Franka Soeria, Co-founder #MARKAMARIE dan Global Head Council of Modest Fashion, menambahkan, “Kami sangat bangga membawa NOIE STUDIOS ke ajang internasional. Mereka adalah contoh nyata bagaimana talenta muda Indonesia bisa mengubah kreativitas menjadi sesuatu yang memiliki nilai global. Ini adalah bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, di mana sumber daya kreatif akan menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi.”