Suara.com - Sosok Aji yang menyiram air keras hingga mengakibatkan Agus Salim kehilangan penglihatannya turut menuai sorotan di tengah polemik donasi Rp1,3 miliar yang sedang bergulir.
Pasalnya beberapa waktu lalu Agus juga sempat meminta keluarga Aji untuk membantu menafkahi keluarganya. Di hadapan majelis hakim, Agus berdalih sudah tidak bisa lagi bekerja karena disiram air keras.
"Saya kan sudah tidak bisa kerja lagi, Yang Mulia. Saya minta tolong dari pihak keluarga (pelaku) untuk membantu keringanan saya," kata Agus, seperti dikutip pada Selasa (3/12/2024).
Kekinian kuasa hukum Aji, Lintar Fauzi, mengungkap alasan kliennya sampai menyiram air keras kepada Agus. Menurutnya, sejak awal Aji sudah mengakui perbuatannya kepada Agus.
Baca Juga: Firdaus Oiwobo Beri Syarat Saat Ditunjuk Teh Novi Jadi Pengacara
"Di beberapa keterangan Aji sama saya, 'Iya, Bang, saya melakukan itu'. Dia langsung menyampaikan kepada saya dia yang melakukan pembunuhan itu," tutur Lintar di wawancara khusus di kanal YouTube Cumicumi, Selasa (3/12/2024).
Menurut Lintar Fauzi, kurang baiknya perlakuan dan ucapan Agus kepada kliennya menjadi pemicu terjadinya penyiraman air keras. Apalagi karena Aji saat itu masih berstatus sebagai pegawai training.
"Memang kalau saya lihat dari keterangan saksi korban Agus dan juga terdakwa Aji memang tidak akan sama. Tapi kalau saya lihat, sepertinya memang ada percekcokan sebelum penyiraman tersebut," ucap Lintar Fauzi.
"Dari keterangan yang saya lihat baik keterangan Agus dan juga dari Aji, itu seperti ada intimidasi verbal antara atasan dengan bawahan. Karena posisinya kan sebagai pegawai training, Agus ini sebagai leader yang harus mengontrol semua kinerja timnya," lanjutnya.
Sebagai seorang atasan, Agus justru tidak memberikan arahan kepada Aji. Malah Aji diduga menerima perlakuan yang kurang baik sehingga memicu terjadinya penyiraman air keras.
Baca Juga: Denny Sumargo Tegaskan Tidak Janjian dengan Teh Novi dan Jusuf Hamka saat Datang ke Kemensos
"Ada kesalahan, bahasanya kesalahan order customer, kekeliruan kerja, yang harapannya saat itu Aji mendapatkan arahan dan bimbingan malah mendapatkan kata-kata atau perilaku yang kurang enak dari Agus," katanya.
"Ada intimidasi verbal, ada kata-kata tidak pantas disampaikan, apalagi notabene Aji pegawai training yang ketika ada kesalahan kan harusnya diarahkan, diberi edukasi, tapi malah mendapatkan intimidasi verbal. (Perbuatan Aji) tidak bisa dibenarkan, tapi tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Ada sebab ada akibat," tandasnya.