Suara.com - Istilah independent woman atau perempuan independen atau cewek independen belakangan menjadi perhatian di media sosial. Semua berawal dari ucapan Prilly Latuconsina saat berorasi dalam sebuah kesempatan.
Dari video yang beredar, Prilly Latuconsina nampak menyampaikan pendapatnya soal ketidakseimbangan jumlah perempuan independen dengan pria mapan. Hal itu menjadi konsentrasi Prilly Latuconsina selama ini.
"Sekarang banyak cewek independen, tapi cowok mapan dikit. Itu data valid lho," tutur Prilly Latuconsina yang dilansir dari video viral yang diunggah ulang oleh akun TikTok ahmadrisyad pada Selasa (3/12/2024).
Pernyataan Prilly Latuconsina seketika menuai perdebatan di media sosial. Banyak pro dan kontra yang muncul soal istilah serta perbandingan perempuan independen menurut Prilly Latuconsina.
Baca Juga: Perjalanan Karier Prilly Latuconsina, Dari Ganteng-Ganteng Serigala hingga Raih Piala Citra
Usut punya usut, topik perempuan independen juga banyak dibahas dalam perspektif agama Islam, lho. Lalu, apa makna perempuan independen menurut Islam? Simak rangkumannya berikut ini.
Makna Perempuan Independen menurut Islam
Secara umum, istilah independent woman terdiri dari dua kata bahasa Inggris, yakni independent dan woman. Oxford Languages menjelaskan kalau kata independent berarti bebas dari kendali luar atau tidak bergantung pada orang lain. Sementara woman artinya perempuan dewasa
Jadi jika diartikan secara umum, independent woman atau perempuan independen adalah perempuan dewasa yang mandiri, bebas dari kendali luar, dan tidak bergantung pada orang lain. Lantas seperti apa pengertian perempuan independen menurut Islam?
Pendakwah asal Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Ning Imaz Fatimatuz Zahra, menjelaskan bahwa perempuan independen menurut perspektif Islam adalah perempuan yang mandiri secara moral dan mental. Kemandirian ini membuat si perempuan secara sadar tidak menggantungkan eksistensinya kepada orang lain.
Baca Juga: Sumber Kekayaan Febby Rastanty, Dipuji Wanita Alpha Sejati Tanpa Rendahkan Pria
"Dia memiliki ilmu, prinsip, sikap yang jelas, memiliki keberanian, dan juga memiliki kejujuran. Sehingga apa pun yang dilakukan itu berdasarkan atas apa yang dipelajari dan atas prinsip yang dipegang teguh," kata Ning Imaz Fatimatuz Zahra, seperti dilansir dari laman NU Online Jawa Timur, jatim.nu.or.id, Selasa (3/12/2024).
Pandangan hampir serupa juga tertulis dalam artikel Pondok Pesantren Tebu Ireng yang diunggah melalui laman resmi mereka, tebuireng.online. Disebutkan bahwa Islam mengajarkan perempuan untuk mandiri dan tidak bergantung pada laki-laki ataupun orang lain.
"Menjadi perempuan independen menurut Islam adalah suatu konsep yang seimbang antara kebebasan dan tanggung jawab. Islam tidak mengajarkan bahwa prempuan harus menjadi orang yang bergantung pada laki-laki," bunyi keterangan artikel milik Pondok Pesantren Tebu Ireng.
"Sebaliknya, Islam mengajar bahwa perempuan memiliki hak dan kewajiban untuk menjadi independen dan mandiri dalam hidupnya," imbuhnya.
Namun, artikel tersebut juga menegaskan bahwa menjadi perempuan independen bukan berarti harus melawan dan memberontak, baik itu melawan laki-laki atau agama.
"Menjadi perempuan independen menurut Islam juga tidak berarti menjadi perempuan pemberontak. Sebaliknya, independensi perempuan dalam Islam lebih tentang memiliki kesadaran akan hak-hak dan kewajiban sebagai seorang muslimah, serta memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap Allah, lingkungan dan dirinya," jelas artikel tersebut lagi.
"Dalam Islam, independensi perempuan tidak berarti melawan Tuhan atau melawan laki-laki, melainkan lebih tentang memiliki kesadaran akan diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri," lanjutan keterangan dalam artikel itu.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam juga memperhatikan kemandirian perempuan. Tapi perlu diingat, kemandirian ini tidak lantas membuat perempuan merasa perlu untuk merendahkan perempuan lain, melawan laki-laki atau agama. Semoga bermanfaat!