Dari Liburan ke Pemberdayaan: Kisah Inspiratif Pariwisata Bermakna di Candi Prambanan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 02 Desember 2024 | 17:02 WIB
Dari Liburan ke Pemberdayaan: Kisah Inspiratif Pariwisata Bermakna di Candi Prambanan
Candi Prambanan. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pariwisata sejatinya bukan sekadar perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, melainkan sebuah jembatan komunikasi yang menghubungkan manusia dengan keberagaman budaya, alam, dan kehidupan lokal.

Di era modern ini, konsep pariwisata telah berkembang melampaui sekadar kegiatan ekonomi menjadi kekuatan transformatif yang dapat mengubah kehidupan masyarakat di destinasi wisata.

Pariwisata bermakna mengandaikan sebuah interaksi yang saling menguntungkan. Bukan hubungan satu arah di mana wisatawan sekadar menikmati keindahan suatu tempat, melainkan sebuah proses dialogis yang memberikan dampak positif bagi komunitas lokal.

Ketika sebuah destinasi wisata mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat - baik secara ekonomi, sosial, maupun kualitas hidupnya - barulah pariwisata dapat disebut bermakna.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Tahilalats, Kampanye Branding Mobil "Menyala Taiwan-ku" Hadir di Jakarta

Ciri-Ciri Pariwisata Bermakna

1. Interaksi dengan Komunitas Lokal

Wisatawan terlibat langsung dengan kehidupan masyarakat setempat, seperti mengikuti kegiatan adat, belajar keterampilan tradisional, atau berpartisipasi dalam proyek komunitas.

2. Berfokus pada Keberlanjutan

Pariwisata ini mendukung pelestarian lingkungan dan budaya setempat, misalnya dengan memilih akomodasi ramah lingkungan atau berkontribusi pada konservasi.

Baca Juga: Jaga Kepercayaan Investor, Peruri Sajikan Laporan Keberlanjutan Standar Internasional

3. Memberikan Edukasi

Wisatawan belajar tentang sejarah, budaya, atau ekosistem unik dari destinasi yang dikunjungi.

4. Memberikan Dampak Positif

Selain pengalaman pribadi, perjalanan ini juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat lokal, seperti mendukung ekonomi lokal melalui belanja produk buatan penduduk setempat.

Ketika Destinasi Wisata Memberdayakan Masyarakat Lokal

Di kawasan sekitar Candi Prambanan, sebuah kolaborasi inovatif antara Rabu Biru Foundation (RBF) dan InJourney Group memperlihatkan bagaimana sektor pariwisata dapat menjadi kekuatan positif untuk pemberdayaan masyarakat.

Melalui program yang komprehensif, kedua lembaga ini membuktikan bahwa pariwisata tidak sekadar tentang menarik kunjungan wisatawan, melainkan tentang memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan penduduk lokal.

Salah satu terobosan menarik dalam kolaborasi ini adalah penggunaan drone untuk penyebaran pupuk cair organik di Dusun Morobangun. Teknologi ini memungkinkan peningkatan produktivitas lahan pertanian hingga 40%, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem.

Herdy Harman, Direktur SDM dan Digital InJourney, menegaskan bahwa pariwisata sejatinya tidak hanya tentang promosi destinasi, melainkan bagaimana destinasi tersebut memberikan manfaat konkret bagi masyarakat di sekitarnya.

Pertanian berkelanjutan di Dusun Morobangun yang terletak di sekitar Candi Prambanan, Yogyakarta. (Dok. Injourney/RBF)
Pertanian berkelanjutan di Dusun Morobangun yang terletak di sekitar Candi Prambanan, Yogyakarta. (Dok. Injourney/RBF)

"Sebagai holding BUMN di bidang aviasi dan pariwisata, InJourney berkomitmen untuk menjadi agent of development yang berfokus pada pengembangan destinasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. Terlebih bagi masyarakat area sekitar Candi Prambanan yang juga merupakan salah satu destinasi wisata yang kami kelola," tuturnya dalam siaran pers yang ditulis Senin, (2/12/2024).

Tidak berhenti pada inovasi pertanian, InJourney Group dan Rabu Biru Foundation juga meluncurkan serangkaian program kesehatan. Mulai dari sosialisasi kesehatan remaja, pemeriksaan medis untuk lebih dari 100 pasien, hingga pembagian makanan bergizi, mereka memperlihatkan komitmen mendalam dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.

Ketua Dewan Pembina RBF, Siti Hediati Soeharto, menyoroti bahwa upaya ini tidak sekadar proyek sementara, melainkan investasi jangka panjang. Dengan target menggunakan pupuk organik 100% di lahan pertanian dan terus mengembangkan program kesehatan, mereka membangun fondasi kesejahteraan yang berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi betul penggunaan teknologi modern seperti drone dalam sistem pertanian di Desa Morobangun ini yang membuat seluruh proses jadi jauh lebih efisien. Kita bisa bayangkan bagaimana jika inovasi ini dapat diterapkan ke seluruh lahan pertanian di Indonesia, hasil pertanian kita pasti dapat jauh lebih produktif dan ramah lingkungan,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI