Pentingnya Suplementasi Besi dan Konseling Nutrisi untuk Mencegah Anemia pada Ibu Hamil

Sabtu, 30 November 2024 | 19:13 WIB
Pentingnya Suplementasi Besi dan Konseling Nutrisi untuk Mencegah Anemia pada Ibu Hamil
Ilustrasi ibu hamil trimester 2 (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anemia masih menjadi permasalahan kesehatan yang mendesak dan telah lama menjadi perhatian serius dunia, termasuk di Indonesia. Kasus ini menjadi tantangan yang serius dalam dunia kesehatan, terutama pada kelompok yang rentan terhadap anemia defisiensi besi (ADB) yaitu anak dan ibu hamil

Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG, Subsp. KFM, Dokter Kandungan, Ahli Fetomaternal menjelaskan, risiko ADB pada periode kehamilan dan menyusui disebabkan oleh berbagai faktor.

Diantaranya karena asupan yang tidak adekuat, konsumsi makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi, mengabaikan pentingnya nutrisi seimbang, tidak teratur minum suplementasi besi serta mengalami infeksi.

Untuk itu, penting dipahami bahwa rata-rata kebutuhan total zat besi selama kehamilan adalah sekitar 1000 mg. Adapun kebutuhan terbesar terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan 500 gram untuk menambah masa hemoglobin maternal.

"WHO merekomendasikan suplementasi besi selama kehamilan 30 - 60 mg/hari. Untuk negara dengan prevalensi >40%, suplementasi dilanjutkan hingga 3 bulan pasca salin," ujar dia dalam acara lokakarya yang digelar Ikatan Bidan Indonesia (IDI) baru-baru ini.

Untuk mengatasinya, edukasi serta skrining secara rutin seperti masalah anemia defisiensi besi (ADB) menjadi hal yang perlu diperhatikan. Skrining faktor risiko sebaiknya terintegrasi dengan layanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan Bidan sehingga mendukung pencegahan ADB lebih optimal.

Bidan kata dia perlu melakukan konseling manfaat pemberian suplementasi besi sehingga ibu hamil patuh mengkonsumsi tablet besi sesuai anjuran. Selain suplementasi besi, konseling sumber makanan yang mengandung zat besi juga dibutuhkan untuk mencegah anemia defisiensi besi selama hamil. 

"Jika kebutuhan besi selama hamil tidak terpenuhi, ibu hamil berisiko anemia, preeklamsia dan perdarahan pasca salin, sedangkan janin berisiko lahir prematur, pertumbuhan janin terhambat, berat badan lahir rendah, dan infeksi perinatal," tambah dr. Rima.

Selain itu, Ibu yang anemia dapat menyebabkan anak lahir dengan persediaan zat besi yang sangat sedikit dan berisiko mengalami anemia pada usia dini, yang dapat meningkatkan gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perkembangan otak.

Baca Juga: Kehamilan Remaja: Bisakah Kita Berhenti Melihat Pernikahan Sebagai Solusi?

Sebagai pelayanan kesehatan ibu dan anak, Bidan memiliki peran strategis dalam memastikan kesehatan ibu, anak dan keluarga di Indonesia dengan melayani 74% pemeriksaan kehamilan dan 62,7% persalinan, dan lebih dari 50% layanan keluarga berencana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI