Suara.com - Presiden Prabowo Subianto melakukan perjalanan ke sejumlah negara setelah dilantik pada 20 Oktober 2024. Termasuk di antaranya mengunjungi Donald Trump yang baru memenangkan Pilpres Amerika Serikat sampai Presiden China Xi Jinping.
Namun tindak-tanduknya selama dalam kunjungan itu disorot oleh media asing The Economist. Media yang berdiri di Inggris sejak tahun 1843 ini memang mengulas sejumlah topik, termasuk bisnis, politik, teknologi, dan kebudayaan internasional.
Tidak terkecuali sikap Prabowo selama lawatan ke luar negeri yang menurut The Economist menunjukkan upaya kerasnya untuk membuat Donald Trump dan Xi Jinping terkesan.
![Kolase Donald Trump dan Prabowo Subianto. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/13/26415-donald-trump-dan-prabowo-subianto.jpg)
Yang disoroti pertama adalah perkara pertemuan Prabowo dengan Donald Trump. "Dalam video yang dirilis di media sosialnya, Prabowo (73) dengan antusias berjanji akan terbang 'ke mana saja' untuk bertemu dengan Trump," kata The Economist dalam artikelnya, dikutip Suara.com pada Sabtu (30/11/2024).
"Tapi Trump menolak ini dan malah memuji kemampuan berbahasa Inggris Prabowo," imbuhnya, sekaligus menyoroti respons Prabowo yang malah membanggakan riwayat pendidikannya di Amerika Serikat.
Tak hanya itu, The Economist juga menyoroti pertemuan Prabowo dengan Presiden China Xi Jinping yang berujung dengan pembahasan tentang pengelolaan Laut China Selatan.
Menurut media itu, pemimpin Indonesia yang lain selalu menolak mengakui legitimasi China di wilayah tersebut. Namun Prabowo disebut menyetujui pengelolaan bersama perikanan dan gas yang berdampak pada Indonesia berbagi kekayaan alam dengan China.
![Cuitan warganet soal media asing menghina Prabowo. [X/@goraici]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/30/79013-cuitan-warganet-soal-media-asing-menghina-prabowo.jpg)
Pemberitaan ini semakin menarik perhatian dengan tajuk provokatif yang disematkan The Economist. Salah satunya datang dari akun X @/goraici.
"Prabowo dihina-hina The Economist," cuitnya. "Kayak anak kecil minta-minta ketemu Trump tapi dicuekin. A man 'desperate for approval' nggak sesuai janji kampanye yang katanya akan berani dan tegas terhadap kekuatan asing, dll."
Baca Juga: Heboh Kabar Prabowo Dihina Media Asing, Gegara Ngemis Bertemu Donald Trump?
Cuitan yang telah mendapat 1,9 juta kali penayangan ini seketika memicu beragam reaksi, termasuk kembali menyoroti sikap Prabowo selama berhadapan dengan Trump seperti dengan memanggil "Sir" hingga gestur yang dianggap terlalu merendah untuk dua figur yang posisinya setara sebagai kepala negara.