Lebih lanjut dalam kasus Sherly Tjoanda, ia adalah seorang minoritas secara agama lantaran ia beragama Kristen Protestan. Data Dukcapil Kemendagri tahun 2023 menyebutkan bahwa Islam adalah agama mayoritas di Maluku Utara dengan jumlah persentase pemeluk sebesar 74,5 persen, sedangkan pemeluk Kristen Protestan sebesar 24,97 persen.
Tentu, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Sherly Tjoanda untuk menggaet suara.
Sherly juga minoritas secara gender lantaran ia adalah seorang perempuan di tengah dunia politik yang didominasi oleh laki-laki.
Terakhir, Sherly Tjoanda adalah seorang minoritas secara etnis. Sebagai seorang etnis Tionghoa, Sherly Tjoanda sukses menggaet suara masyarakat Maluku Utara yang mayoritas adalah etnis Suku Maluku.
Prestasi Sherly Tjoanda tak cukup di situ. Ibu tiga anak tersebut juga sebentar lagi akan menjadi Gubernur Maluku Utara termuda dengan usianya yakni 40 tahun.
Keberhasilan Sherly Tjoanda sebagai triple minority memenangkan Pilkada Maluku Utara 2024 membuat publik membandingkannya dengan sosok Abdul Gani Kasuba, Gubernur Maluku Utara sebelumnya yang bukan berasal dari kalangan minoritas.
Sebagai informasi, Abdul Gani Kasuba kini divonis atas kasus korupsi suap dan gratifikasi di lingkup Pemprov Maluku Utara.
"Berdasarkan track record, Benny Laos bagus pas jadi bupati. Orang Malut pun udah cukup tersadarkan dengan kasus pencucian uang AGK (Abdul Gani Kasuba)," bunyi salah satu cuitan warganet di X.
Kontributor : Armand Ilham
Baca Juga: Ancang-ancang Hadapi Sengketa Pilkada 2024, Begini Persiapan KPU RI