Suara.com - Membaca label kemasan makanan penting dilakukan untuk mengenali kandungan gula dalam produk yang dikonsumsi. Atas dasar itu, konsumen harus lebih cermat dalam memilih makanan dan minuman untuk menghindari risiko obesitas dan penyakit kronis seperti diabetes.
“Biasakan membaca label setiap kali membeli makanan atau minuman. Pastikan berapa kandungan gulanya, terutama pada produk yang memiliki rasa manis,” kata Anggota Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Siska Mayasari Lubis, Selasa (26/11/2024).
Siska menjelaskan bahwa gula dalam makanan biasanya mencakup gula tambahan seperti sukrosa, fruktosa, glukosa, atau dekstrosa.
Selain itu, bahan seperti sirup jagung tinggi fruktosa, madu, molase, maltosa, dan jus buah terkonsentrasi juga menjadi sumber gula yang sering digunakan dalam produk makanan.
Siska mengingatkan konsumen untuk memperhatikan takaran saji yang tertera pada label kemasan. Informasi ini membantu mengetahui kandungan kalori, total karbohidrat, serta total gula, termasuk gula tambahan, dalam setiap takaran saji produk tersebut.
“Sebagai contoh, dalam satu takaran saji minuman, jumlah kalori bisa mencapai 230, tergantung pada ukuran dan kandungan produknya. Ini penting untuk kita perhatikan agar tidak mengonsumsi secara berlebihan,” katanya.
Ia juga menyoroti bahwa minuman manis sering kali memberikan tambahan kalori cairan tanpa memberikan rasa kenyang. Kondisi ini dapat menyebabkan konsumsi berlebih yang memicu obesitas dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes.
Menurut Siska, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak hanya berdampak pada peningkatan berat badan tetapi juga dapat menurunkan daya tahan tubuh, terutama di musim pancaroba.
Dengan membaca label makanan, konsumen dapat mengelola asupan gula sehari-hari agar tetap sesuai kebutuhan tubuh.
“Langkah sederhana seperti membaca label kemasan makanan dan minuman bisa membantu kita menghindari risiko kesehatan jangka panjang,” tuturnya. (antara)