Suara.com - Profil dan kekayaan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar yang menyebut kematikan Siswa SMK Negeri 4 Semarang yang juga anggota Paskibra, GR karena tawuran langsung menuai kontroversi. Pasalnya, Irwan mengaku dirinya hanya memiliki kekayaan yang sangat sedikit.
Sejak menjadi Kapolrestabes Semarang pada 2020 silam, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Iwan sama sekali tak menyebut aset berupa tanah dan bangunan. Iwan juga tak menyebutkan kepemilikan atas alat transportasi dan mesin seperti motor hingga mobil.
Anwar hanya melaporkan memiliki harta bergerak lain senilai Rp8 juta, serta kas dan setara kas senilai Rp144 juta. Dengan demikian, jika ditotal kekayaannya sebanyak Rp152 juta. Anehnya, meskipun rajin melaporkan kekayaannya setiap tahun, namun harta yang dilaporkan tidak berubah sedikitpun mulai 2020 - 2022. Baru pada 2023, hartanya melonjak hingga Rp2,82 miliar.
Sebanyak Rp2,5 miliar dari total harta tersebut merupakan sebuah tanah dan bangunan seluas 200 m2 yang berada di Jakarta Selatan dan merupakan hasil sendiri. Dua komponen harta lain adalah harta bergerak lainnya Rp8 juta dan kas/ setara kas Rp318 juta.
Baca Juga: Kronologi Siswa SMK Tewas Diduga Ditembak Polisi Versi Kapolrestabes Semarang
Sepanjang kiprahnya di institusi Polri, Irwan memang kontroversial. Putra dari periode 1998-2000 Jenderal (Purn) Rusman Hadi itu diketahui terlibat dalam kasus pemerasan pimpinan KPK terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Irwan Anwar diduga menjadi perantara dalam pertemuan Syahrul Yasin Limpo dan Ketua KPK Firli Bahuri.
Ia diduga membawa uang transaksi senilai Rp1 miliar dalam bentuk dolar Singapura untuk diserahkan kepada Firli Bahuri sebagai 'uang tutup mulut' dalam kasus korupsi di Kementerian Pertanian. Irwan juga merupakan suami dari kemenakan Syahrul Yasin Limpo, Andi Tensi Natassa.
Kini, Kapolrestabes terseret dalam kasus kematian seorang pelajar di Semarang yang diduga kuat ditembak oleh polisi. Menurutnya, pihaknya masih menanti apakah penyebab kematian GR akibat luka tembakan atau tidak.
Kombes Irwan Anwar menjelaskan, peristiwa bermula saat pihak kepolisian menerima laporan telah terjadinya tawuran di beberapa titik. Dari ketiga kasus itu, pihaknya sudah menetapkan beberapa orang sebagai tersangka.
"Pada Minggu dini hari kemarin, kita menangani atau menerima laporan setidaknya ada 3 peristiwa tawuran antar geng di kota Semarang, terjadi di titik Kecamatan Gayamsari, di Semarang Utara, dan di Semarang Barat," kata Kombes Irwan Anwar dalam keterangan pers, Senin (25/11/2024).
Baca Juga: Pelajar Anggota Paskibraka di Semarang Tewas Tertembak, Polisi Berdalih Bubarkan Tawuran
"Nah, dalam penangangan ketiga (kasus) ini, ada beberapa yang kita amankan, kita periksa, dan kita tetapkan sebagai tersangka. Di Gayamsari itu ada dua tersangka yang kita tetapkan sebagai tersangka tawuran antar geng. Kemudian di Semarang Utara itu ada korbannya, tetapi pelakunya masih dalam proses penyelidikan," sambungnya.
Sementara itu, penembakan siswa SMK terjadi saat peristiwa tawuran di Semarang Barat. Kombes Irwan menjelaskan bahwa pihaknya sudah memeriksa 12 anak yang terlibat dalam tawuran. Dari jumlah itu, 4 di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Nah peristiwa ketiga yang terjadi di Semarang Barat, kita melakukan pemeriksaan terhadap 12 tersangka, eh saya ulangi, 12 anak-anak yang terlibat," ucap Kombes Irwan.
Empat di antaranya sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Mereka dari dua kelompok yang berbeda, geng Seroja dan geng Tanggul Pojok. Nah korban ini kebetulan dari geng Tanggul Pojok.
Saat tawuran kedua geng itu, kata Kombes Irwan, datang anggota polisi. Menurut keterangannya, polisi itu berniat melerai GR dan kelompoknya yang terlibat tawuran dengan geng Seroja. Tembakan pun dilepaskan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni