Suara.com - Dalam banyak aspek, kesadaran akan pentingnya isu lingkungan di masyarakat telah meningkat. Banyak perusahaan mulai menerapkan praktik berkelanjutan, yang memiliki dampak positif bagi lingkungan.
Dikatakan Mantan Menteri Keuangan Indonesia (2016-2019), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, masyarakat mulai memiliki minat investasi pada perusahaan yang memiliki komitmen keberlanjutan.
"Laporan Morgan Stanley 2023 menunjukkan 85 persen pelanggan individu berminat dengan investasi keberlanjutan untuk perusahaan yang jujur berkomitmen, dan jujur terhadap keberlanjutan," kata Bambang secara daring di acara Asia Sustainability Report Rating (ASRRAT 2024) beberapa waktu lalu.
Lelaki yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas National Center for Corporate Reporting atau NCCR itu juga menyoroti laporan Sustainability Corporate Global 2024 atau OECD.
"OECD menunjukkan laporan keberlanjutan yang diperbaiki dapat memitigasi risiko lebih baik dan meningkatkan kepercayaan pelanggan," tambahnya lagi dikutip Suara.com, Sabtu (23/11/2024).
Sementara itu, Ketua NCCR, Dr. Ali Darwin, menggambarkan transformasi signifikan dalam praktik pelaporan keberlanjutan.
Kata Ali, dari yang awalnya hanya dilakukan oleh segelintir perusahaan, kini pelaporan keberlanjutan telah menjadi praktik umum dalam dunia bisnis.
"Data KPMG menunjukkan bahwa 75 persen perusahaan besar dunia telah melakukannya. Di Indonesia, kewajiban pelaporan keberlanjutan semakin mendorong perusahaan untuk lebih transparan dan akuntabel terhadap dampak sosial dan lingkungan," kata Ali.
Dalam perayaan dua dekade ASRRAT 2024 pada Kamis (21/11) lalu, Ketua Juri Dr. V. Saptarini menyampaikan, sebanyak 70 organisasi, termasuk perusahaan dari sektor swasta dan publik serta institusi pendidikan tinggi berpartisipasi dalam ajang ini.
Baca Juga: Pafitimortengahutara.org: Memperkuat Komunitas dan Lingkungan di Indonesia
Dari jumlah tersebut, 11 organisasi merupakan peserta baru, yang menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran dan komitmen mereka terhadap keberlanjutan.
Dalam acara yang berlangsung di Hotel Rafles, Jakarta, Saptarini menyoroti pentingnya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam mendukung keberlanjutan.
Kata Saptarini, evaluasi independen dilakukan untuk memastikan bahwa laporan keberlanjutan yang disampaikan memenuhi standar internasional GRI (Global Reporting Initiative) dan peraturan OJK.
"Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan kredibilitas laporan, serta mendorong perusahaan untuk menyiapkan laporan sesuai dengan standar yang digunakan sebagai kriteria," tambahnya.