Profil Bondan Winarno, Kembali Dikenang Dibandingkan dengan Mark Wiens

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 23 November 2024 | 16:01 WIB
Profil Bondan Winarno, Kembali Dikenang Dibandingkan dengan Mark Wiens
Bondan Winarno. [Instagram/maknyusbw]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mendiang pengulas makanan, Bondan Winarno atau Pak Bondan, tengah menjadi topik perbincangan hangat di media sosial X. Mereka mengenang sosoknya yang dinilai punya keunikan saat melakukan review.

Bondan sendiri memiliki jargon andalan dalam mengulas makanan, yakni "maknyus". Selain itu, ia disebut mempunyai trik unik untuk memperkenalkan suatu kuliner tanpa membuat orang-orang tertuntut mencobanya.

"Jauh sebelum Mark Wiens terkenal suka miring ke kanan tiap nyoba makanan--minggu ini, jujur, gw lagi kangen berat sama Pak Bondan. Beliau selalu punya trik unik untuk ngenalin kuliner tanpa bikin kita merasa tertuntut setiap nemu tempat makan enak," tulis akun X @goodghan, Jumat (22/11/2024).

Atas dasar ulasan Bondan Winarno yang tidak menuai fomo atau rasa takut ketinggalan, membuat segala informasi tentangnya kembali disorot. Tak terkecuali mengenai profilnya yang berhasil Suara.com rangkum.

Profil Bondan Winarno

Bondan Winarno lahir di Surabaya pada 20 April 1950. Sejak belia, ia sudah mengenal kuliner dari ibunya yang pintar masak. Soal pendidikan, ia sempat kuliah Teknik Arsitektur di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Namun, pendidikan tersebut tak diselesaikan  karena terkendala biaya. Ayahnya meninggal dunia sehingga Bondan harus berupaya untuk membantu kelima adiknya yang pada saat itu memang sedang sangat membutuhkan biaya.

Bondan mengawali kariernya di dunia hiburan dengan menjadi seorang wartawan. Hasil berita yang ia liput sering tayang di TVRI. Di sisi lain, ia pernah dipenjara karena membela pendemo proyek miniatur Indonesia indah.

Meski begitu, Bondan setelahnya kembali berkarier sebagai wartawan. Ia bahkan pernah ditunjuk menjadi pemimpin redaksi di sejumlah media, seperti majalah Balita dan SWA, hingga harian Suara Pembaharuan.

Baca Juga: Rumah Makan Padang Melisa, Kelezatan Tiada Tara di Kota Jambi

Saat menjadi wartawan, Bondan pernah diberi tugas luar ke Kenya, Afrika. Pengalamannya di negeri tersebut ia tulis dalam sebuah cerpen berjudul Gzelle dan memenangkan lomba di Femina pada 1984.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI