Suara.com - Laga Indonesia melawan Jepang dalam Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia meninggalkan kesan mendalam di hati pencinta sepak bola. Kemegahan suasana pertandingan yang dihadiri puluhan ribu suporter dan koreo Gundala vs Godzila yang dibentangkan La Grande Indonesia malam itu begitu mencuri perhatian.
Koreo Gundala vs Godzila berukuran 50 meter x 25 meter itu bahkan masih terus menjadi buah bibir beberapa hari setelah pertandingan. Foto koreo megah yang satu ini terpantau turut dibagikan ke Instagram resmi Fifa World Cup, fifaworldcup, dengan caption penuh impresi.
"Beautiful atmosphere at Gelora Bung Karno (Suasana indah di Gelora Bung Karno)," begitu bunyi caption akun Fifa World Cup untuk mengiringi foto koreo Gundala vs Godzila yang berhasil dibentangkan La Grande Indonesia.
Usut punya usut, koreo yang begitu fenomenal ini merupakan karya ilustrator Yogyakarta. Ia dihubungi langsung oleh La Grande Indonesia untuk membuat ilustrasi Gundala vs Godzila dan berhasil menyelesaikannya dalam kurun waktu 30 hari.
Baca Juga: Surveyor Gandeng CBS Perkuat Layanan Survei Hingga Inpeksi Perkeretaapian
Ilustrator di balik koreo Gundala vs Godzila tersebut adalah Aru, pemilik Sultan Desain. Melalui Instagram resmi Sultan Desain, Aru menceritakan perjalanannya dalam membuat ilustrasi tersebut hingga akhirnya bisa dibentangkan di GBK pada 15 November 2024 kemarin.
"Halo guys, perkenalkan nama saya Aru selaku founder dari @sultan_desain asal dari Jogja. Banguntapan, Bantul. Alhamdulillah studio kami terpilih untuk mengerjakan proyek besar Koreografi Indonesia vs Jepang pada match Jumat malam, 15 November 2024," tulis Aru, dilansir pada Kamis (21/11/2024).
Dalam unggahan yang sama, Aru juga menceritakan konsep serta filosofi di balik koreo Gundala vs Godzila. Dua ikon ini bisa mewakili Jepang dan Indonesia sehingga diangkat sebagai tokoh utama dalam koreo pertandingan kemarin.
"Koreografi ini adalah simbolisasi perjuangan besar antara dua kekuatan, (yaitu) Gundala Sang Putra Petir yang mewakili semangat Indonesia. (Gundala) melawan Godzila, simbol kekuatan besar Jepang," tulis Aru lagi.
"Dengan tubuh kecil dibandingkan Godzila yang raksasa, Gundala merepresentasikan keberanian melawan tantangan besar, tak peduli seberapa besar lawannya. Pertarungan ini menggambarkan mental pantang menyerah bangsa Indonesia," imbuhnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Masuk Squawka, Rekornya Tercatat dalam Sejarah
Tak lupa, Aru mengungkap filosofi di balik lirik lagu Bernadya yang melengkapi koreo Gundala vs Godzila. Lirik berbunyi "Untungnya Ku Tak Pilih Menyerah" itu dinilai bisa menggambarkan semangat Timnas Indonesia yang tak mudah menyerah.
"Dibalut kalimat 'Untungnya Ku Tak Pilih Menyerah' dari salah satu lirik seniman musik ternama Bernadya. Kore ini mengobarkan semangat, menyuntikkan motivasi kepada siapa pun untuk terus maju, terutama untuk Timnas kita. Mereka boleh jadi kuat, tetapi kita tidak akan menyerah tanpa memberi perlawanan terbaik," tandasnya.
Lebih lanjut, karya Aru ternyata tidak hanya dipakai oleh La Grande Indonesia. Klien Aru dan Sultan Desain rupanya sudah sampai ke klub drift Finlandia.