Infografis
Suara.com - Perkara harta kekayaan Calon Gubernur Jawa Tengah Andika Perkasa yang luar biasa banyak membuat sosok mertuanya, AM Hendropriyono, ikut menyita perhatian.
Pasalnya Andika terang-terangan mengaku bahwa sebagian besar aset di LHKPN-nya yang mencapai Rp198,15 miliar itu berasal dari sang istri, Hetty Perkasa.
"Sebagian besar itu dari istri saya, kalau saya bukan dari keluarga yang berada sekali," ujar Andika di hadapan jurnalis Andy F Noya, dikutip dari akun TikTok @/bravo.002, Kamis (21/11/2024).
Sedangkan terkait aset tanah dan bangunannya yang dinilai sangat luar biasa, Andika mengaku dibelikan oleh Hendropriyono.
Baca Juga: Rincian 23 Koleksi Tanah dan Bangunan Andika Perkasa, Termahal di Surabaya
"Yang membelikan mertua saya. Jadi sejak kita menikah, mertua saya membelikan rumah. Bagi saya, bukan pilihan saya juga untuk tidak mau, kan kita dibelikan," tuturnya.
"Begitu juga pada saat kita belajar di luar negeri waktu itu, juga dibelikan (properti). Tapi itu semua dibelikan oleh mertua saya," imbuhnya.
Di sisi lain, Diaz Hendropriyono yang merupakan anak Hendropriyono juga mengaku memiliki 3 aset properti yang berstatus warisan yang diduga berasal dari sang ayah.
![Ketua Umum PKPI, Abdullah Makhmud Hendropriyono sekaligus pengusaha nasional, di Jakarta, Senin (12/6/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/06/19/62696-ketua-umum-pkpi-am-hendropriyono-sekaligus-pengusaha.jpg)
Bisa memberikan banyak aset untuk keturunannya, memang jabatan apa saja yang pernah diemban oleh Hendropriyono di sepanjang kariernya?
Saat masih aktif berkarier militer, pemilik nama lengkap Abdullah Mahmud Hendropriyono ini diketahui pernah menjabat sebagai Badan Intelijen Strategis ABRI, kemudian sebagai Pangdam Jayakarta, dan Komandan Kodiklat TNI AD.
Baca Juga: Mengintip Warisan di LHKPN Anak AM Hendropriyono, Beda Bak Bumi Langit dengan Andika Perkasa?
Di pemerintahan, Hendropriyono pernah menempati beberapa posisi seperti:
- Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998)
- Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) di Kabinet Pembangunan VII (1998)
- Menteri Transmigrasi dan PPH di Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), serta merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.
Kemudian pada tahun 2001-2004, Hendropriyono menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong.
Hendropriyono juga penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Sentul Bogor dan Dewan Analis Strategis (DAS) BIN. Hendropriyono juga mengajar Filsafat Hukum di Sekolah Tinggi Hukum Militer Jakarta dan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dengan jabatan Lektor Kepala.
Hendropriyono juga menempati jabatan penting di sejumlah perusahaan, seperti:
- Chief Executive PT Adiperkasa Citra Lestari (2014-sekarang)
- Chairman Andalusia Group (2010-sekarang)
- Komisaris Carrefour Indonesia (2010-sekarang)
- Presiden Direktur PT Mahagaya (2009-sekarang)
- Chairman Hendropriyono & Associates (2004-sekarang)
- Chairman Blitz Megaplex (2009-2012)
- Chairman Hendropriyono Law Office (2000-2001)
- Presiden Komisaris PT KIA Mobil Indonesia (1999-2001)
