Suara.com - Jika kamu pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang hanya memberi perhatian sedikit seperti "remahan roti" tapi kamu tidak bisa melepaskannya, berarti kamu telah menjadi korban breadcrumbing. Lantas, apa itu breadcrumbing?
Istilah breadcrumbing mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, fenomena ini menjadi topik yang semakin sering diperbincangkan dalam konteks hubungan modern karena banyak yang mengalaminya.
Perilaku ini dapat menimbulkan dampak emosional yang serius, bahkan menyebabkan trauma bagi korbannya. Breadcrumbing bisa membuat seseorang merasa bingung, frustrasi, dan sangat tersakiti.
Lalu, apa sebenarnya definisi dari breadcrumbing dalam suatu hubungan? Berikut ulasan selengkapnya.
Apa Itu Breadcrumbing?
Mengutip dari akun Instagram @jetveetlev, istilah "breadcrumbing" diambil dari kegiatan memberi makan burung dengan cara melempar remahan roti. Burung akan makan remahan tersebut sedikit-sedikit sambil terus mengikuti si pemberi makan, yang nanti akhirnya akan pergi karena niatnya hanya sekadar main saja.
Istilah ini juga berasal dari remah roti dalam cerita Hansel dan Gretel, di mana mereka menggunakan remah-remah roti untuk menandai jalan pulang.
Seperti namanya, pelaku breadcrumbing akan memberikan perhatian dalam bentuk "remah-remah" (breadcrumbs). Contoh perilaku ini adalah sebagai berikut:
- Lama dalam membalas pesan
- Menyukai postingan di media sosial tapi mengabaikan pesan yang dikirim
- Berkomunikasi melalui foto/meme/emoji
- Menunjukkan minat berkencan tapi tidak tertarik bertemu langsung
- Selalu membahas hal-hal sepele tanpa menunjukkan minat pada kehidupan targetnya
Tujuan dari perilaku ini adalah mempertahankan perhatian orang lain tanpa adanya komitmen dalam sebuah hubungan. Pelaku memberikan harapan palsu tanpa ada niatan untuk membangun hubungan yang serius.
Baca Juga: Begini Cara Agar Hubungan Menantu-Mertua Tetap Harmonis
Hal ini sering dilakukan melalui pesan singkat atau di media sosial. Dengan cara ini, pelaku mendapatkan rasa diperhatikan dan diinginkan tanpa harus berinvestasi dalam hubungan tersebut.
Ciri-ciri Perilaku Breadcrumbing
Berikut ciri-ciri perilaku breadcrumbing yang bisa dikenali:
1. Tidak Konsisten dalam Memberi Perhatian
Pada awalnya, pelaku mungkin terlihat ramah dan normal. Namun, ketika target mulai menunjukkan ketertarikan, ia mulai tidak konsisten dalam hubungan tersebut, terutama dalam hal komunikasi.
Orang yang serius biasanya akan berusaha berkomunikasi secara rutin. Jika kamu merasa sedang didekati tetapi ia jarang menghubungi, artinya kamu sedang berhadapan dengan breadcrumber. Beberapa pelaku hanya mengirim pesan larut malam, menunjukkan bahwa mereka hanya mencarimu saat merasa kesepian.
2. Menghidari Pembahasan tentang Komitmen
Seorang breadcrumber tidak ingin memiliki ikatan dengan targetnya. Mereka cenderung menghindari pembahasan tentang hubungan serius dan masa depan.
Pelaku mungkin mengajakmu untuk kencan, seperti menonton film, makan malam, atau sekadar hangout di kafe. Namun, mereka tidak pernah menentukan waktu yang pasti untuk melakukannya. Meskipun terlihat sangat antusias saat merencanakan pertemuan, pada kenyataannya mereka tidak serius dan hanya berbicara kosong.
3. Punya Kebiasaan Menghilang secara Tiba-tiba
Ciri-ciri ini terdengar mirip dengan ghosting, yaitu menghilang tanpa penjelasan. Namun, pelaku breadcumber bisa tiba-tiba menghilang, namun kemudian muncul kembali seolah tidak terjadi apa-apa. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak peduli dengan perasaanmu dan hanya bermain-main.
4. Bersikap Tidak Tulus
Seorang breadcrumber bisa membuatmu merasa dihargai dan diprioritaskan pada suatu waktu, tetapi tiba-tiba bersikap dingin dan membuatmu merasa diabaikan di waktu lain.
Selain itu, mereka juga sering memberikan pujian berlebihan untuk membuat targetnya merasa senang. Namun, pujian ini hanya dimaksudkan untuk manipulasi.
Dampak Breadcrumbing
1. Menciptakan Harapan Palsu
Perilaku breadcrumbing akan membuat korbannya merasa diberikan harapan tinggi sehingga terjebak untuk menunggu perhatian dan diberikan validasi. Hal ini akan menghambat korban untuk move on dari hubungan yang tidak sehat.
2. Menciptakan Perasaan Insecure
Sikap yang cuek dan komunikasi yang tidak konsisten akan membuat korban merasa cemas dan mempertanyakan tentang status hubungan. Lebih buruknya, korban akan merasa insecure dan merasa ada yang salah pada diri mereka.
3. Menghilangkan Kepercayaan Diri
Sejalan dengan munculnya perasaan insecure, korban breadcrumbing akan merasa diri mereka tidak cukup baik karena pasangannya tidak memberikan perhatian yang cukup. Hal ini akan mengakibatkan kepercayaan diri korban menjadi turun.
4. Menimbulkan Pengalaman Traumatis
Jika sudah berhasil lepas dari pelaku breadcrumbing, korban akan merasa takut untuk menjalin hubungan baru karena adanya perasaan trauma. Hal ini dikarenakan korban cemas akan mendapatkan perlakukan yang sama.
Jika kamu berada dalam hubungan breadcrumbing, segera akhiri secepat mungkin. Bertahan dalam hubungan tersebut hanya akan membuang-buang waktu.
Jika sulit untuk move on, beranikan diri untuk jujur dan berbicara langsung. Tanyakan maksud dari sikap yang mereka tunjukkan dan sampaikan apa yang kamu harapkan dari hubungan tersebut. Jika mereka menolak komitmen, tinggalkan hubungan tersebut.
Demikianlah informasi terkait apa itu breadcrumbing. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas