Suara.com - Polemik donasi Rp1,5 miliar untuk korban penyiraman air keras Agus Salim menjadi semakin rumit. Salah satunya adalah karena pengacara Agus, Farhat Abbas, yang malah berkonflik dengan Denny Sumargo.
Masalah ini membuat sosok Farhat semakin menuai sorotan, termasuk membuat talkshow lawasnya dengan Najwa Shihab kembali viral. Dilihat di kanal YouTube Nindita Sisca Timothy, saat itu Najwa berusaha menguliti Farhat yang berniat mencalonkan diri sebagai presiden.
Terang-terangan Najwa mengaku menuai perdebatan karena mengundang Farhat. "Menurut sebagian orang yang Anda lakukan ini hanya mencari sensasi, bahkan dagelan," ungkap Najwa, dikutip Rabu (20/11/2024).
Sejak awal Najwa menyoroti isu Farhat hanya berusaha untuk mendapatkan jabatan publik, sebab mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Kolaka pada Oktober 2013, kemudian berkampanye sebagai Calon Presiden 2014-2019, serta mengikuti Pileg 2014-2019 untuk Dapil DKI Jakarta III. Namun Farhat mengalami kegagalan di setiap langkah politiknya.
"Mas Farhat, buat Anda apapun jabatannya yang penting berkuasa, apakah seperti itu?" sentil Najwa di episode tahun 2013 tersebut.
Farhat sempat berkilah akan amanah dalam mengemban jabatan publik. Farhat lalu membanggakan karier pengacaranya, termasuk membebaskan sejumlah narapidana hukuman mati.
"Jadi Anda merasa itu prestasi seorang pengacara ketika berhasil membebaskan gembong narkoba dari ancaman hukuman mati?" tanya Najwa.
"Di mata saya bukan hanya keberhasilan seorang pengacara, tapi keberhasilan bangsa terutama dalam penegakan hak asasi manusia," balas Farhat.
"Selain membebaskan gembong narkoba, rekam jejak apa lagi yang sudah Anda lakukan untuk negeri ini?" cecar Najwa lagi.
Baca Juga: Denny Sumargo Vs Farhat Abbas Memanas: Saling Lapor Polisi, Olivia Allan Cemas!
"Sebagai pengacara ada beberapa prestasi tapi nggak akan saya sebutkan karena sesuai etik saya tidak boleh membeberkan itu," jawab Farhat.
"Saya punya prestasi memajukan seni budaya bangsa. Saya coba menghimpun bagaimana generasi muda bisa mengambil satu peran, contoh saya masih muda usia 37 tahun, saya mengajak Indonesia untuk berbudaya jujur," sambungnya.
Farhat kembali menekankan bahwa kekuasaan adalah urusan nomor kesekian. "Yang penting pemuda Indonesia memiliki jiwa pemikiran seorang presiden," imbuhnya.
"Saya masih bingung, jadi prestasinya apa nih? Apa yang sudah dilakukan?" sahut Najwa.
Kali ini Farhat mengaku punya andil dalam sejumlah LSM terkait antimaksiat dan narkoba, "Mungkin prestasi dalam pembebasan koruptor saya tidak punya, tapi kalau narkoba saya punya."
"Menurut Anda membebaskan koruptor itu satu prestasi ya?" tanya Najwa.
"Bagi pengacara itu suatu tanggung jawab daripada profesi," kata Farhat.
"Berarti yang menjadi prestasi Anda di negeri ini adalah pengacara gembong-gembong narkoba," tandas Najwa lalu mengalihkan topik pembicaraan.