Suara.com - Seorang jurnalis sepakbola Arab Saudi, Fayad Dzino menyebut ada campur tangan jemaah haji Indonesia dalam sejarah sepakbola negaranya. Penemuannya bermula dari sebuah jurnal mengenai sejak sepakbola Arab Saudi di tahun 1920-an.
"Tak banyak didengar terkait asal muasal sepakbola di Arab Saudi, tentu bukan karena proyek investasi, bukan juga karena liga yang sudah profesional," ujar Fayed di kanal YouTube miliknya dikutip Rabu (20/11/2025).
Menurut Fayed, sejarah sepakbola Arab Saudi tak bisa dipisahkan dari politik, budaya, hingga agama.
"Kita nggak bisa memisahkan sepakbola dan kehidupan sehari-hari. Banyak yang bilang jangan campur aduk politik dan sepakbola tapi susah banget," kata Fayed.
Baca Juga: Cetak Sejarah! Penantian 40 Tahun Skuad Garuda Untuk Taklukkan Arab Saudi
"Pertama kali club sepakbola ditemukan di Arab Saudi itu tahun 1927, pas banget perang dunia, sebelum terbentuknya Uni Emirat Arab," imbuhnya.
Lebih lanjut Fayed menyebutkan Kabah yang berada di Arab membuat Mekah menjadi tempat penting bagi umat muslim di dunia. Dengan begitu membuat banyak muslim datang ke Arab Saudi untuk berhaji. Hal ini yang ternyata ada kaitanya dengan sejarah sepakbola di Arab Saudi.
"Pada suatu waktu di mana ada jemaah haji dari Indonesia dan Malaysia memulai pergerakan sepakbola di Arab Saudi. Laporannya beda-beda tapi sekitar tahun1925 sampai 1927 ada jemaah haji Indonesia tanya ke penjaga di sana soal lapangan yang bisa dipakai buat sepakbola setelah selesai ibadah," kata Fayed.
"Dan orang lokal termasuk orang dari India hingga Somalia punya tim tapi bukan klub ya. Dan ini yang memunculkan argumen siapa sebenarnya siapa di balik klub pertama Arab Saudi," imbuhnya.
Menurut Fayad setelahnya muncul siapa sosok yang pertama membentuk klub pertama di Arab Saudi. Ada yang beranggapan orang Malaysia, Indonesia, hingga Jepang.
Baca Juga: Langit Menjadi Batas bagi Marselino Ferdinan...
Kendati demikian Fayed menegaskan sulit siapa yang pertama kali mendirikan klub atau tim sepakbola di Arab Saudi pada tahun 1920-an saat jamaah haji Indonesia bertanya soal lapangan. Fayed menyebutkan sulit untuk memastikan sejarah sepakbola di tahun tersebut.