Suara.com - Viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan suasana kawasan wisata religi makam Sunan Gunung Jati. Konten dalam video tersebut menuai pro kontra warganet lantaran memperlihatkan sekelompok pria menarik uang kepada para peziarah. Di mana lokasi makam Sunan Gunung Jati?
Dalam video yang beredar, terlihat para peziarah makam Sunan Gunung Jati harus memasukkan uang ke dalam kotak yang dijaga oleh dua orang laki-laki. Tertulis pula di sana kalau peziarah tidak boleh masuk kalau tidak memberi uang. Yang miris, meski sudah memasukkan uang saat masuk ke dalam kompleks makam, para peziarah ini juga akan dimintai uang lagi saat hendak keluar.
Banyak netizen yang menganggap ini sebagai bisnis ziarah dan sudah masuk pidana. Akan tetapi merasa heran karena belum ada penindakan, hingga muncul kecurigaan bahwa ada setoran ke pihak tertentu.
"Ini sudah masuk pidana.. tapi kok didiamkan saja yah? Apa ada setoran ke atas?" tanya akun Bernama Mahensp.
Baca Juga: Masuk Warisan Dunia UNESCO, Begini Uniknya Bangunan Masjid Beysehir Esrefoglu di Turki
Netizen lain menanggapi, "Pasti alasannya untuk pemeliharaan lingkungan sana. Kan ada pemerintah setempat!" ujar pemilik akun Bernama Chaky_
Terlepas dari pro dan kontra aksi bayar saat masuk dan keluar makam Sunan Gunung Jati, mungkin masih ada yang belum tahu, di mana lokasi makam Sunan Gunung Jati.
Lokasi Makam Sunan Gunung Jati
Kompleks makam Sunan Gunung Jati berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Makam Sunan Gunung Jati merupakan lokasi peristirahatan terakhir dari Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu wali songo, penyebar agama Islam di Indonesia. Sunan Gunung Jati sendiri menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-15. Makamnya menjadi salah satu objek wisata religi penting di kota Cirebon sampai sekarang.
Sejarah Makam Sunan gunung Jati
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Masjid Beysehir Esrefoglu, Destinasi Wisata Religi di Turki
Bermula dari peran seorang tokoh yang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Ia menyebarkan agama Islam di Jawa Barat dengan cara mendirikan dan mengembangkan Kesultanan Cirebon, serta aktif dalam membangun masjid-masjid dan mengajar para murid.
Sunan Gunung Jati yang bernama asli Syarif Hidayatullah menjadi Sultan Cirebon dari tahun 1479-1568. Berdasarkan buku berjudul "Sunan Gunung Djati: Sang Penata Agama di Tanah Sunda" yang ditulis oleh Wawan Hernawan dan Ading Kusdiana, Sunan Gunung Jati merupakan putra dari Sultan Syarif Abdullah bin Ali Nurul Alim, yang konon merupakan pangeran Mesir. Sultan Syarif menikah dengan putri Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran bernama Nyai Rarasantang. Sunan Gunung Jati lahir dari keturunan Prabu Siliwangi tersebut.
Sejak kecil, Sunan Gunung Jati menampakkan kecerdasan dan tekun dalam menuntut ilmu. Ia bahkan pergi ke tanah nenek moyang ayahnya di Mesir untuk menuntut ilmu. Atas arahan dari Syekh Atailah, Sunan Gunung Jati yang waktu itu masih dipanggil Syarif Hidayatullah, pulang ke Nusantara dan berguru kepada Syekh Maulana Ishak di Pasai, Aceh.
Selanjutnya ia mengembara sampai ke Karawang, Kudus, sampai di Pesantren Ampeldenta Surabaya dan belajar kepada Sunan Ampel. Sunan Ampel kemudian mengutus Sunan Gunung Jati untuk berdakwah dan menyebarkan Islam di daerah Cirebon.
Oleh para santri bimbingannya, Syarif Hidayatullah mendapatkan julukan sebagai Sunan Gunung Jati karena suka berdakwah di daerah pegunungan. Ketika Pangeran Cakrabuana meninggal, tampuk pimpinan Kerajaan Cirebon dilanjutkan oleh Sunan Gunung Jati yang menikah dengan putri Pangeran Cakrabuana bernama Nyai Ratu Pakungwati.
Demikian itu informasi dan kisah berkaitan dengan makam Sunan Gunung Jati.
Kontributor : Mutaya Saroh