Suara.com - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi resmi melantik enam juru bicara (jubir) dan pejabat lainnya. Pelantikan tersebut dilakukan di Gedung Krida Bhakti Sekretariat Negara, pada Senin (18/11/2024).
Adapun enam jubir yang dilantik, yaitu Philips Vermonte, Adita Irawati, Ujang Komaruddin, Prita Laura, Dedek Prayudi, dan Hariqo Wibawa Satria. Berikut profil singkat dari keenam juru bicara kepresidenan tersebut.
1. Philip Vermonte
Pemilik nama lengkap Philips Jusario Vermonte itu lahir di Manila, Filipina, pada 14 Juli 1972. Ia merupakan lulusan Universitas Adelaide, Australia dan berkarier sebagai pengajar di sejumlah universitas Indonesia.
Tak hanya aktif mengajar, Philips juga diketahui menduduki posisi Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Lembaga penelitian ini berfokus pada kajian strategis serta hubungan internasional.
Philips juga merupakan salah satu sosok yang mendirikan Pokja Papua (Perkumpulan Masyarakat Jakarta Peduli Papua) pada 25 November 2002. Ia pun pernah menjadi Ketua Persepi selama dua periode, yakni tahun 2016-2024.
2. Adita Irawati
Adita Irawati pernah menjabat sebagai jubir Kementerian Perhubungan (Kemenhub) periode 2020-2024. Sebelum itu, ia menjadi Stafsus Presiden Jokowi dan Vice President Corporate Communication di Telkomsel.
Selain di bidang komunikasi, Adita juga memiliki peran di ranah bisnis. Dirinya saat ini tercatat sebagai Komisaris PT Citilink Indonesia. Lalu, yang terbaru, ia turut dipercaya untuk menjadi jubir kepresidenan.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Bongkar Kejanggalan Dukungan Prabowo ke Ahmad Luthfi: Ini Bohong!
3. Ujang Komaruddin
Ujang lahir di Subang pada 9 Agustus 1981 dan dikenal sebagai analis politik serta akademisi. Ia merupakan S3 Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) dan menjadi dosen tetap di Universitas Al-Azhar Indonesia.
Selain itu, Ujang Komaruddin turut menjabat Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR). Di ranah pemerintahan, ia pernah menjadi Stafsus Ketua DPR RI, Ade Komarudin dan kini menduduki posisi jubir kepresidenan.
4. Prita Laura
Prita Laura adalah seorang jurnalis TV dan pembawa acara di Metro TV yang aktif pada tahun 2003-2018. Wanita kelahiran Klaten pada 26 Juni 1978, mundur dari Metro TV dan bergabung dengan Pandu Laut Nusantara.
Komunitas tersebut berfokus pada kepedulian terhadap kelangsungan terumbu karang yang diinisiasi oleh eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Di sisi lain, Prita diketahui merupakan lulusan Hukum UI.
Selain menjadi jurnalis, Prita dengan latar belakang pendidikan tersebut pernah bekerja sebagai pengacara di sebuah biro hukum. Lalu, pada 2020, ia ditunjuk menjadi Tenaga Ahli Komunikasi di Kantor Staf Presiden.
5. Dedek Prayudi
Dedek Prayudi sebelumnya dikenal sebagai Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), khususnya menjelang Pemilu 2019. Pria kelahiran tahun 1984 ini pernah maju nyaleg untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat IX.
Dari segi pendidikan, Dedek diketahui merupakan lulusan S1 Ilmu Politik dan Sosiologi dari Victoria University of Wellington. Selama kuliah, ia aktif berorganisasi hingga ditunjuk menjadi ketua.
Begitu lulus, ia sempat bekerja di sejumlah perusahaan dan tergabung ke berbagai partai politik. Lalu, pada tahun 2009, Dedek melanjutkan studi jurusan Demografi dan Populasi di Stockholm University, Swedia.
Setelah itu, Dedek pun bekerja sebagai peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis, UI. Kemudian, ia juga diketahui mengkaji berbagai isu dalam United Nations Population Fund atau UNFPA.
6. Hariqo Wibawa Satria
Hariqo Wibawa Satria pernah bersekolah di Pondok Modern Gontor Jawa Timur. Lalu, ia melanjutkan pendidikannya untuk jenjang S1 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan S2 di Universitas Paramadina Jakarta.
Soal karier, ia pernah menjadi peneliti di Charta Politika dan Staf Komisioner di Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI-P). Selain itu, Hariqo juga kerap menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Komunikonten dan Periset Data COVID-19 UNICEF.
Hariqo kemudian memutuskan masuk dunia politik dan bergabung dengan Partai Gerindra. Bersama partai ini, ia pernah maju sebagai Caleg DPRD Provinsi DKI Jakarta. Namun, ia gagal melaju menjadi anggota dewan karena kurang suara.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti