5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024

Selasa, 19 November 2024 | 12:38 WIB
5 Fakta Desa Wisata Malasigi Papua Curi Perhatian di CFD Jakarta, Kini Bawa Pulang Piala ADWI 2024
Desa Wisata Malasigi, Sorong Papua jadi pusat perhatian di car free day (CFD) Jakarta saat acara Display 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2024 oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Minggu, 17 November 2024 (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebagai desa adat yang kini menjadi desa wisata, Malasigi berada di tengah hutan yang asri dan menenangkan sehingga cocok untuk melipir mencari ketenangan. Apalagi desa ini masih di kelilingi hutan sebagai habitat asli spesies langka burung cendrawasih yang dilindungi.

Tidak kurang ada 5 jenis burung cendrawasih yang hidup di sekitar Desa Wisata Malasigi, yakni Cendrawasih Kuning, Cendrawasih Belah Rotang, Cendrawasih Raja, Cendrawasih Dada Biru dan Cendrawasih 12 Kawat.

"Cendrawasih di malasigi kami tidak pelihara di sanggar tapi ini langsung di alam, jadi nanti ada disaksikan," ungkap Menasa.

3. Punya goa terpanjang di Papua Barat

Desa wisata Malasigi, Soron, Papua Barat. [@kampungwisatamalasigi]
Desa wisata Malasigi, Soron, Papua Barat. [@kampungwisatamalasigi]

Wisatawan yang ingin menyambangi Desa Wisata Malasigi tidak boleh melewatkan momen istimewa mengunjungi goa dengan panjang mencapai 350 meter. Di dalam goa, pengunjung juga bisa mengabadikan momen di pemandangan alam menakjubkan.

Apalagi akses untuk mencapainya cukup mudah, karena hanya berjarak 1 hingga 2 jam dari bandara. Di mana nantinya wisatawan bisa menghubungi untuk nanti dijemput langsung di bandara.

4. Tradisi menjaga alam dan tarian budaya A'len

Desa Wisata Malasigi punya keunikan berupa bentangan alam yang indah dan mempesona. Namun alam ini harus dilestarikan, dan Desa Adat Malasigi mampu melakukan hal tersebut dengan menggunakan alat makan minum hingga cara menangkap ikan yang ramah lingkungan yakni menggunakan tombak di malam hari.

Budaya ini seharusnya dijaga, apalagi desa ini juga akan memberikan tarian adat yang disebut Moi Kelim alias A'len, di mana penduduknya lengkap dengan pakaian adat akan menari menyambut tamu atau wisatawan yang datang.

Baca Juga: Komitmen PAFI Sorong Membangun dan Memajukan Farmasi Indonesia

5. Aneka reptil dan kerajinan tangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI