Inspiratif! Mahasiswa Indonesia Ini Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon di Universitas Harvard AS

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 19 November 2024 | 11:28 WIB
Inspiratif! Mahasiswa Indonesia Ini Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon di Universitas Harvard AS
Mahasiswa Teknologi Informasi President University angkatan 2022, Jaya Iskandar. (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahasiswa Teknologi Informasi President University angkatan 2022, Jaya Iskandar, kembali mencetak prestasi dalam tiga bulan terakhir.

Setelah meraih juara di Hackarlton, Columbia University, AS, pada Agustus, Jaya yang merupakan peserta program IISMA 2024 di Boston University, kini menyabet juara 3 di Stacks Harvard Hackathon, Harvard University, AS.

"Saya bersyukur bisa berkolaborasi dan memenangkan dua kali juara di Liga Ivy Hackalton di Columbia University dan Harvard University dalam tiga bulan terakhir. Dan sebagai mahasiswa yang sedang menjalani pertukaran pelajar IISMA (dari President University ke Boston University) selama dua semester sampai akhir Desember 2024 ini, tentu capaian ini merupakan pengalaman yang berharga," ungkap Jaya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (18/11/2024).

Kompetisi Ivy Leagues kali ini mengusung tema EasyA x Stacks Bitcoin Blockchain Hackathon, diikuti oleh puluhan peserta dari kampus-kampus ternama dunia, seperti MIT, Harvard, Northeastern, Boston, dan Columbia University.

Baca Juga: Aksi Gila Mahasiswa Pakistan Bikin Geger, Coba Patahkan Leher Temannya

Mahasiswa Teknologi Informasi President University angkatan 2022, Jaya Iskandar. (Dok. Istimewa)
Mahasiswa Teknologi Informasi President University angkatan 2022, Jaya Iskandar. (Dok. Istimewa)

Acara yang berlangsung di Harvard University pada 9-10 November 2024 ini, merupakan hackathon, kompetisi membangun aplikasi dengan tema blockchain dalam waktu terbatas.

"Di sini saya dan tim mengambil track Pitchathon dan finish di posisi 3rd rank (Juara 3). Di mana terdapat tiga pilihan track, yaitu, Bitcoin Integration; Security; Pitchathon. Dan untuk Aplikasi kami namanya Pay2Flix. Ide ini terinspirasi dari Netflix, bedanya adalah sistem pembayarannya tidak ditagihkan biaya langganan bulanan, melainkan sesuai dengan durasi yang ditonton “pay as you watch"," jelas Jaya.

Tarif Pay2Flix untuk setiap film bersifat terdesentralisasi, di mana umpan balik pengguna berupa sentimen (suka/tidak suka/komentar) dianalisis dengan Natural Language Processing (NLP). Sentimen positif akan menaikkan harga, sementara sentimen negatif akan menurunkannya, menciptakan "pasar kripto" dinamis untuk setiap film.

Jaya, mahasiswa penerima beasiswa President University asal Riau, mengaku senang bisa bekerja sama dengan mahasiswa internasional dari berbagai negara dan mendapatkan pengalaman berharga.

"Kolaborasi lintas budaya ini memberikan perspektif yang berharga dan menjadi pelajaran penting bagi saya. Saya sangat senang dapat bekerjasama dengan kedua rekan se tim yang merupakan mahasiswa S2 dari Northeastern University," ujar Jaya.

Baca Juga: Inspiratif, Perjalanan Karier Mas Ghif dari Penjaga Warnet Hingga Jadi Ahli Cyber Propaganda

"Dan Kemenangan Hackathon di Harvard University ini menandai kemenangan Hackathon kedua saya di Ivy Leagues," pungkasnya.

Pemenang hackathon EasyA x Stacks tidak hanya meraih gelar, tetapi juga menarik perhatian universitas ternama dan pemimpin industri. Proyek mereka sering berkembang menjadi perusahaan teknologi global dan didanai oleh investor besar seperti a16z, Founders Fund, YC, dan Polygon Labs.

Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Adhi Setyo Santoso, mengapresiasi prestasi mahasiswa Prodi IT di Harvard, yang menunjukkan bahwa kurikulum President University efektif meningkatkan kemampuan dan daya saing global mahasiswa.

"President University sebagai global University memang menjadikan mahasiswanya memiliki Winning Mentality. Hal ini ditunjang oleh metode ajar berbasis inovasi dengan penerapan bahasa inggris secara penuh sebagai pengantar dan isi mata perkuliahan. Dengan itu semua mereka mampu presentasi bahkan berkolaborasi dengan cukup baik dengan orang yang baru mereka kenal dari berbagai latar belakang budaya dan negara," jelas Adhi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI