Sesama Orang Tua, Detektif Jubun Angkat Bicara Soal Aksi Pengusaha Paksa Anak SMA Menggonggong

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 16 November 2024 | 10:44 WIB
Sesama Orang Tua, Detektif Jubun Angkat Bicara Soal Aksi Pengusaha Paksa Anak SMA Menggonggong
Detektif Jubun. (dok. pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi pengusaha Surabaya Ivan Sugianto yang memaksa siswa SMA untuk berlutut dan menggonggong memicu kemarahan publik. Tak sedikit tokoh, terutama yang telah berstatus sebagai orang tua, menyatakan kegeramannya. Salah satunya Detektif Jubun. Pria yang berprofesi sebagai detektif swasta itu memberikan tanggapannya sebagai orang tua dalam memandang kasus tersebut.

Menurut pria kelahiran 16 April 1978 ini, sebagai orang tua, ia merasa harus bertindak arif jika sang anak mendapat perundungan di sekolahnya.

"Saya akan menyarankan anakku supaya melaporkan kepada wali kelas, dan apabila wali kelas tidak merespon, maka bisa melaporkan kepada kepala sekolah. Jika pihak sekolah baik wali kelas hingga kepala sekolah tidak menanggapi sama sekali, maka saya akan berkomunikasi dengan pihak sekolah," katanya.

"Biasanya di rumah, saya sering memberikan edukasi mengenai hukum, prosedur, aturan yang semestinya kepada anak saya. Jika mengalami persoalan, langkah-langkah yang harus dilakukan mulai darimana dan seperti apa. Itu yang selalu saya ajarkan kepada anak saya," katanya berbagi tips, yang mungkin bisa ditiru oleh orang tua lainnya di luar sana.

Baca Juga: Sosok Ivan Kuncoro Mengaku Bos Valhalla Spectaclub, Langsung Klarifikasi Usai Ivan Sugianto Ditangkap

Menanggapi viralnya kasus anak SMA disuruh berlutut dan menggonggong, ayah satu anak itu merasa sedih dan sangat menyayangkan hal tersebut sampai terjadi.

"Saya langsung membayangkan seandainya itu dialami oleh anak saya, bagaimana ya? Tentu akan menimbulkan trauma dan luka hati yang sangat mendalam. Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Sebagai orang tua harus bijaksana. Biarlah anak-anak menyelesaikan sendiri persoalannya," katanya.

Menurutnya, anak-anak sesungguhnya bisa diajarkan untuk berjiwa besar dan mudah memaafkan, tidak mudah baper (terbawa perasaan) dan mudah tersinggung. Apalagi, katanya, kasus ini bermula dari pertandingan basket, di mana anak-anak tersebut kemudian saling mengejek.

"Saya juga sering mengatakan kepada anak saya agar jangan mudah tersinggung terhadap perkataan teman-teman, misalnya ketika diejek," katanya lagi.

Mengenai tindakan yang dilakukan pengusaha asal Surabaya Ivan Sugianto lantaran emosi karena anaknya dirundung, menurut Detektif Jubun, itu sangat berlebihan. Ia merasa Ivan seharusnya bisa melaporkan kepada pihak sekolah terlebih dahulu jika anaknya dirundung.

Baca Juga: Polisi Tegaskan Ivan Sugianto Asli yang Ditangkap: Bukan Stuntman

"Sebagai orang tua yang telah mempercayakan anaknya di sekolah tersebut, harusnya percaya bahwa pihak sekolah bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Saya melihat ada sikap arogansi, yaitu merasa banyak kenalan. Mungkin merasa diri sebagai orang kuat yang memiliki akses ke orang-orang penting," katanya.

Sebagai orang tua yang lebih memilih damai dan berusaha belajar untuk rendah hati, ia pun memberi solusi kepada para orang tua jika peristiwa ini terjadi pada anaknya. Menurutnya, lebih baik serahkan kepada pihak sekolah untuk melakukan pembinaan. Ia berpendapat bahwa sebagai orang tua murid, kita harus percaya kepada para guru dan pihak sekolah.

Dan alih-alih bereaksi memarahi anak orang, Detektif Jubun juga menyarankan agar kita bisa menghibur anak kita sendiri dengan memberikan kata-kata yang positif dan bikin hati adem.

Terlebih di zaman seperti sekarang, di mana media sosial bisa dengan mudah membuat suatu kejadian menjadi viral, maka sangat penting bagi kita dalam menjaga sikap dan emosi saat mengetahui anak kita dirundung.

"Rendah hati dan hindarilah konflik. Itu tidak ada ruginya. Berusaha jangan menyakiti orang," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI