Suara.com - Generasi Baby Boomer yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964, dinyatakan sebagai kelompok generasi dengan kekayaan terbesar di dunia. Fakta itu diungkapkan riset terbaru Allianz dalam Global Wealth Report 2024 yang dirilis pada Oktober lalu.
Berbeda dengan Baby Boomer, Generasi Milenial yang lahir pada 1981-1996 mengalami kesulitan besar dalam menumpuk kekayaan. Sebab, mereka terus terjepit oleh berbagai krisis ekonomi yang berlangsung selama masa hidupnya.
Menurut laporan yang dimuat Fortune, Baby Boomer mengumpulkan kekayaan mereka dalam kondisi ekonomi yang lebih menguntungkan, seperti pasar perumahan yang lebih terjangkau dan pasar ekuitas yang sedang tumbuh.
Faktor-faktor ini berkontribusi pada kemudahan generasi ini dalam mengakumulasi kekayaan. Di sisi lain, Generasi Milenial terpaksa menabung di tengah "krisis demi krisis," termasuk krisis keuangan 2008, pandemi Covid-19, dan inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, yang berdampak signifikan pada daya beli mereka.
Laporan dari Allianz juga menguraikan simulasi tabungan yang dilakukan untuk generasi yang berbeda. Sebagai contoh, dua individu Baby Boomer, Sabine dari Jerman dan Mary dari Amerika Serikat, berhasil menyimpan hingga 614 persen dan 850 persen dari pendapatan mereka masing-masing saat mereka berusia 60 tahun.
Perbedaan dalam hasil ini disebabkan oleh premi risiko ekuitas di Amerika Serikat yang lebih tinggi dibandingkan Jerman, yang memungkinkan Mary memperoleh hasil yang lebih signifikan dibandingkan Sabine.
Milenial yang lahir di tahun 1984, seperti Stefanie dari Jerman, menunjukkan hasil yang jauh lebih rendah. Ia hanya mampu menumbuhkan tabungannya dengan imbal hasil tahunan sebesar 3,1 persen selama 40 tahun.
Angka ini hanya separuh dari imbal hasil Sabine yang lahir pada masa Baby Boomer. Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa meskipun Milenial memiliki waktu untuk terus menabung, mereka tidak akan mampu mencapai akumulasi kekayaan sebesar yang dicapai oleh generasi Baby Boomer.
Allianz memprediksi bahwa Generasi Z, yang lahir antara 1997 hingga 2012, memiliki peluang yang sedikit lebih baik daripada Milenial dalam mengumpulkan kekayaan.
Mengutip dari sumber pemberitaan media online, seorang Gen Z asal Amerika, Maximilian, diperkirakan dapat menabung hingga 766 persen dari total pendapatannya pada tahun 2063. Meski hasil ini melampaui Gen X dan Milenial, namun tetap tidak bisa menyaingi tabungan Baby Boomer.
Di masa depan, Allianz mengemukakan bahwa generasi muda, terutama Milenial dan Gen Z, memiliki peluang untuk menjadi generasi yang kaya melalui transfer kekayaan antar generasi.
Proyeksi Allianz menunjukkan bahwa lebih dari 84 triliun dolar AS akan diwariskan kepada generasi muda di Amerika Serikat pada 2045, dengan lebih dari 53 triliun dolar AS berasal dari kekayaan rumah tangga Baby Boomer.
Allianz menambahkan bahwa dengan peningkatan permintaan modal untuk mendukung transformasi digital dan hijau, Gen Z memiliki kesempatan untuk mengungguli generasi sebelumnya jika mampu beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang terus berubah.