Pihak UI akhirnya mengaku telah melakukan kesalahan dari pihak internal. Atas kesalahan ini, UI meminta maaf akibat buruknya penanganan masalah akademik dan etika sehingga memicu keresahan di masyarakat.
"Universitas Indonesia meminta maaf kepada masyarakat atas permasalahan terkait BL (Bahlil), mahasiswa Program Doktor (S3) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG)," demikian isi nota dinas UI.
"UI mengakui bahwa permasalahan ini, antara lain bersumber dari kekurangan UI sendiri dan tengah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya baik dari segi akademik maupun etika," sambung nota tersebut.
Pihak UI juga berjanji melakukan evaluasi. Hal ini dibuktikan dengan menutup sementara penerimaan mahasiswa program doktor Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG)
Selanjutnya, nasib gelar doktor Bahlil bakal ditentukan UI dalam gelar sidang etik. Tepatnya apakah gelar itu layak atau tidak diberikan ke menteri Prabowo Subianto tersebut.
Respons santai Bahlil
Penangguhan gelar doktor direspons santai oleh Bahlil. Menurutnya, penangguhan gelarnya hanyalah penundaan wisuda yang akan digelar pada Desember 2024 mendatang.
"Kalau disitu (surat nota dinas) yangsaya pahami bukan (gelarnya) ditangguhkan, tapi memang wisuda saya itu harusnya digelar Desember nanti. Saya kan dinyatakan lulus itu setelah yudisium, sedangkan yudisium saya kan Desember," ungkap Bahlil saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Meski demikian, Bahlil mengaku dirinya belum menerima surat resmi dari UI soal penangguhan gelarnya. Ia lantas meminta agar pihak UI bisa mengonfirmasi berita ini ke awak media.
Baca Juga: 5 Fakta Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Ditangguhkan UI: Menteri ESDM akan Perbaiki Disertasi
Kontributor : Dea Nabila