Kronologi Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Ditangguhkan UI, Nestapa Lulus 20 Bulan?

Ruth Meliana Suara.Com
Kamis, 14 November 2024 | 14:40 WIB
Kronologi Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Ditangguhkan UI, Nestapa Lulus 20 Bulan?
Universitas Indonesia mengumumkan penangguhan gelar doktor Bahlil Lahadalia (Instagram/bahlillahadalia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Universitas Indonesia (UI) mengumumkan penangguhan gelar doktor Bahlil Lahadalia pada Selasa (12/11/2024). Gelar doktor Bahlil ditangguhkan itu tertuang dalam Nota Dinas tentang Siaran Pers yang dikeluarkan Majelis Wali Amanat UI.

Dalam nota dinas itu, UI menyampaikan permohonan maaf. Mereka juga mengeluarkan keputusan penangguhan gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) yang diberikan kepada Bahlil pada 16 Oktober 2024.

Penangguhan ini menambah daftar panjang kontroversi Bahlil. Lalu, seperti apa kronologi kasus gelar doktor Bahlil hingga akhirnya ditangguhkan? Simak inilah selengkapnya.

Sidang doktor terbuka tuai kejanggalan

Baca Juga: 5 Fakta Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Ditangguhkan UI: Menteri ESDM akan Perbaiki Disertasi

Kasus ini bermula ketika Bahlil Lahadalia menjalani sidang doktor terbuka pada 16 Oktober 2024 lalu. Poster sidang terbuka itu beredar di media sosial dan langsung menjadi perbincangan panas.

Warganet menyoroti durasi kuliah S3 Bahlil yang hanya menghabiskan waktu 1 tahun 8 bulan. Durasi 20 bulan untuk meraih gelar doktor dinilai tidak wajar. Pasalnya, gelar doktor normalnya bisa didapat setelah menjalani 3 tahun perkuliahan.

Setelah beredar poster itu, Bahlil pun dinyatakan lulus dari SKSG UI dan meraih gelar doktor. Ironinya tidak hanya gelarnya yang disorot. Publik juga mengkritik judul disertasi Bahlil yang dianggap terlalu sederhana untuk calon doktor.

Pihak JATAM tak terima dicatut dalam disertasi Bahlil

Sorotan publik atas gelar doktor Bahlil tak sampai di situ. Pihak Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) turut memprotes disertasi Bahlil karena mencatut nama informan mereka tanpa izin.

Baca Juga: Polemik Gelar Doktor Bahlil Jadi Warning Bagi Semua Kampus, Pakar: Jangan karena Pejabat Jadi Diutamakan

Dalam disertasi itu, Bahlil mencatumkan nama informan JATAM sebagai pendukung penelitiannya. Namun, hal itu ternyata ditolak dan tidak diakui oleh pihak JATAM. Penolakan ini disampaikan Koordinator JATAM Melky Nahar ke UI.

"Kami selaku pihak JATAM mengungkap bahwa kami tidak pernah memberikan persetujuan, baik secara tertulis maupun lisan untuk menjadi informan utama bagi disertasi tersebut,” tegas Melky Nahar dalam keterangan resmi, Rabu (6/11/ 2024).

Isu joki disertasi Bahlil viral

Pihak JATAM juga menuding adanya pihak lain yang diduga menjadi joki disertasi Bahlil. Pasalnya, pihak JATAM mengaku hanya memberikan persetujuan terhadap seorang alumni UI bernama Ismi Azkya.

Adapun sosok Alumni UI itu mengaku bekerja sebagai peneliti di Lembaga Demografi FEB UI. Alhasil, isu Bahlil menggunakan joki sempat ramai dibahas dan menjadi trending topic di media sosial.

Tak sedikit warganet yang curiga disertasi Bahlil dikerjakan oleh orang lain. Pasalnya, Bahlil begitu sibuk sebagai menteri di era Presiden Jokowi, tetapi tetap dapat menyelesaikan S3 dalam waktu 20 bulan.

UI tangguhkan gelar doktor

Polemik status gelar doktor Bahlil ini memicu keresahan di dunia akademisi. Puncaknya, desakan masyarakat terhadap pihak UI selaku pemberi gelar akademik semakin menjadi-jadi. Apalagi, banyak dari mereka yang cerita betapa sulitnya meraih gelar doktor.

Setelah hampir 1 bulan menimbulkan polemik, pihak UI akhirnya mengumumkan penangguhan kelulusan Bahlil sebagai mahasiswa program doktor. Selanjutnya, UI juga akan menggelar sidang etik.

Tak main-main, penangguhan ini melibatkan empat organisasi UI sekaligus. Mereka adalah Majelis Wali Amanat (MWA), Rektorat, Dewan Guru Besar (DGB), dan Senat Akademika (SA).

Gegara Bahlil, UI tutup penerimaan program doktor SKSG

Pihak UI akhirnya mengaku telah melakukan kesalahan dari pihak internal. Atas kesalahan ini, UI meminta maaf akibat buruknya penanganan masalah akademik dan etika sehingga memicu keresahan di masyarakat.

"Universitas Indonesia meminta maaf kepada masyarakat atas permasalahan terkait BL (Bahlil), mahasiswa Program Doktor (S3) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG)," demikian isi nota dinas UI.

"UI mengakui bahwa permasalahan ini, antara lain bersumber dari kekurangan UI sendiri dan tengah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya baik dari segi akademik maupun etika," sambung nota tersebut.

Pihak UI juga berjanji melakukan evaluasi. Hal ini dibuktikan dengan menutup sementara penerimaan mahasiswa program doktor Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG)

Selanjutnya, nasib gelar doktor Bahlil bakal ditentukan UI dalam gelar sidang etik. Tepatnya apakah gelar itu layak atau tidak diberikan ke menteri Prabowo Subianto tersebut.

Respons santai Bahlil

Penangguhan gelar doktor direspons santai oleh Bahlil. Menurutnya, penangguhan gelarnya hanyalah penundaan wisuda yang akan digelar pada Desember 2024 mendatang.

"Kalau disitu (surat nota dinas) yangsaya pahami bukan (gelarnya) ditangguhkan, tapi memang wisuda saya itu harusnya digelar Desember nanti. Saya kan dinyatakan lulus itu setelah yudisium, sedangkan yudisium saya kan Desember," ungkap Bahlil saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Meski demikian, Bahlil mengaku dirinya belum menerima surat resmi dari UI soal penangguhan gelarnya. Ia lantas meminta agar pihak UI bisa mengonfirmasi berita ini ke awak media.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI