Suara.com - Kampus UIPM masih menjadi sorotan pasca kisruh pemberian gelar doktor kehormatan kepada selebritas Raffi Ahmad. Diketahui, kampus ini sejak 2017 menggunakan metode pendidikan Second Life.
Ini merupakan simulasi internet yang memungkinkan penggunanya untuk menjalani kehidupan virtual di lingkungan tiga dimensi yang realistis. Dalam ekosistem ini, pengguna dapat membuat karakter (avatar) yang bisa berinteraksi dengan orang lain, mengeksplorasi berbagai tempat, membangun properti, dan menjalankan berbagai aktivitas seperti di dunia nyata.
Karena fitur yang mendukung ekonomi virtual, banyak pengguna yang mendirikan bisnis, termasuk bisnis properti, hiburan, hingga pendidikan.
Di Second Life, ada sistem peraturan dan kebijakan yang mirip dengan tata kelola di dunia nyata. Peraturan ini mencakup berbagai aspek, dari perizinan bisnis hingga kode etik komunitas.
Baca Juga: Siapa Profesor Peter Phongphaew, Disebut CEO UIPM Sebagai Sosok Asli Pemberi Gelar Raffi Ahmad
UIPM yang mendapat izin untuk mendirikan kampus virtual di Second Life, menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan tinggi sudah diakomodasi oleh platform ini. Kampus-kampus virtual ini menyediakan ruang untuk seminar, kuliah, dan interaksi akademik, memungkinkan pelajar dari seluruh dunia untuk belajar secara interaktif.
Di samping pendidikan, komunitas di Second Life terdiri dari berbagai latar belakang dan profesi, seperti seniman, pengembang, pengusaha, dan lainnya. Lingkungan ini menciptakan pengalaman sosial yang kaya, menggabungkan hiburan, pendidikan, dan bisnis dalam sebuah dunia digital yang dinamis.
Diketahui, UIPM menggunakan konsep Virtual Campus dan Virtual Class sebagai metode pendidikan tinggi jarak jauh berbasis full online learning. Hal ini memungkinkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat mengikuti perkuliahan tanpa harus bertatap muka secara langsung, karena kehadiran mereka sudah diwakili oleh avatar tiga dimensi dalam dunia maya bernama Second Life.
Di Second Life, setiap mahasiswa memiliki avatar yang merepresentasikan dirinya. Avatar ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan dosen, mengikuti kelas, dan terlibat dalam berbagai aktivitas kampus virtual, seolah-olah mereka berada di kampus fisik.
Dengan konsep Virtual Campus dan Virtual Class, kampus memfasilitasi akses pendidikan global yang fleksibel dan interaktif, membuka peluang belajar bagi mahasiswa dari berbagai negara tanpa batasan geografis.
Menurut Rantastia Nur Alangan, UIPM sudah sejak 2011 dapat temuan metode pendidikan Second Life ini, tapi baru tahun 2017 digunakan dan mendapat ijin menjalankan pendidikan tinggi di virtual campus dalam sistem Second Life.
Baca Juga: Geger! Gelar Doktor Raffi Ahmad dari Profesor Palsu, Jurnalis Asing: Cuma Pria Tua Biasa
"Dan UIPM-lah yang menemukan metode pendidikan online canggih pertama di Indonesia," pungkasnya.