Suara.com - Masa peralihan dari sekolah ke kuliah adalah momen yang penuh dengan ekspektasi dan tantangan baru. Banyak hal yang akan berbeda, mulai dari sistem pembelajaran hingga lingkungan sosial.
Dikutip dari beragam sumber salah satunya esbiomech2022.org, adapun beberapa perbedaan masa sekolah dan kuliah yaitu :
1. Sistem Pembelajaran
Di sekolah, sistem pembelajaran cenderung lebih terstruktur dan terarah. Guru berperan sebagai pusat informasi, memberikan materi secara langsung dan mendetail kepada siswa. Jadwal pelajaran yang padat dan materi yang sudah ditentukan memberikan kepastian bagi siswa tentang apa yang akan dipelajari setiap hari.
Baca Juga: Seni Tato di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta: Antara Ekspresi Diri dan Stigma
Sebaliknya, di perguruan tinggi, mahasiswa memiliki lebih banyak kebebasan dalam mengatur proses belajarnya. Dosen lebih berperan sebagai fasilitator, memandu mahasiswa untuk mencari dan menganalisis informasi secara mandiri.
Mahasiswa juga memiliki fleksibilitas dalam memilih mata kuliah sesuai dengan minat dan kebutuhannya, serta dapat mengatur jadwal kuliah sesuai dengan preferensi masing-masing.
2. Penilaian
Sistem penilaian di sekolah umumnya lebih sederhana dan terpusat pada ujian tertulis. Guru memberikan tugas dan soal-soal yang dirancang untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Di perguruan tinggi, penilaian jauh lebih beragam. Selain ujian tertulis, mahasiswa juga akan menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks seperti makalah, presentasi, dan proyek kelompok. Penilaian juga sering kali melibatkan analisis kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan komunikasi yang efektif.
Baca Juga: Magang untuk Cari Pengalaman, tapi Dituntut Punya Pengalaman?
Hal ini sejalan dengan tujuan perguruan tinggi untuk mengembangkan mahasiswa menjadi individu yang mandiri dan berpikir kritis.
3. Beban Studi
Beban studi di sekolah cenderung lebih ringan dibandingkan dengan perguruan tinggi. Jumlah mata pelajaran yang harus dipelajari siswa relatif lebih sedikit, dan tugas-tugas yang diberikan juga tidak terlalu kompleks.
Sebaliknya, mahasiswa dihadapkan pada beban studi yang jauh lebih berat. Mereka harus mengikuti sejumlah mata kuliah dalam satu semester, mengerjakan tugas-tugas yang menuntut waktu dan pemikiran yang lebih banyak, serta mempersiapkan diri untuk ujian akhir yang seringkali mencakup materi yang luas.
Selain itu, mahasiswa juga mungkin perlu terlibat dalam kegiatan di luar kelas seperti organisasi mahasiswa atau penelitian.
4. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial di sekolah umumnya lebih homogen. Siswa cenderung berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki latar belakang dan minat yang sama. Interaksi sosial di sekolah sering kali terfokus pada kegiatan-kegiatan yang bersifat akademik atau ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah.
Di perguruan tinggi, lingkungan sosial jauh lebih beragam. Mahasiswa berasal dari berbagai daerah, memiliki latar belakang yang berbeda-beda, dan memiliki minat yang beragam pula.
Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai kalangan, memperluas wawasan, dan mengembangkan jaringan sosial yang lebih luas.
5. Manajemen Waktu
Di sekolah, siswa memiliki jadwal yang relatif tetap dan kegiatan yang sudah terorganisir dengan baik. Hal ini membuat siswa lebih mudah mengatur waktu dan fokus pada kegiatan belajar.
Sebaliknya, mahasiswa memiliki lebih banyak kebebasan dalam mengatur waktu. Mereka dapat memilih waktu kuliah, mengerjakan tugas, dan beristirahat sesuai dengan preferensi masing-masing.
Namun, kebebasan ini juga menuntut mahasiswa untuk memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik agar dapat menyelesaikan semua tugas dan kewajiban yang ada.
6. Tanggung Jawab
Di sekolah, siswa masih berada di bawah pengawasan orang tua dan guru. Mereka diberikan arahan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
Sebaliknya, mahasiswa di perguruan tinggi dituntut untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil. Mereka harus mampu mengatur waktu belajar, memilih mata kuliah, dan mengambil keputusan terkait dengan masa depan akademik mereka.
Kesimpulannya:
Peralihan dari masa sekolah ke kuliah merupakan tahap penting dalam kehidupan seseorang. Terdapat perbedaan signifikan antara kedua masa ini, mulai dari sistem pembelajaran yang lebih mandiri di perguruan tinggi, beban studi yang lebih berat, hingga lingkungan sosial yang lebih heterogen.
Di sekolah, siswa cenderung lebih bergantung pada guru dan memiliki jadwal yang lebih terstruktur. Sebaliknya, mahasiswa dituntut untuk lebih proaktif dalam mencari ilmu, mengatur waktu, dan mengambil keputusan.
Untuk dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan perkuliahan, mahasiswa perlu memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik, kemampuan belajar mandiri, dan kemampuan bersosialisasi.
Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di dunia perkuliahan.