Suara.com - TikToker Intan Srinita tengah menjadi perbincangan di platform X setelah menuding pakar telematika Roy Suryo sebagai dalang sebenarnya di balik akun Kaskus @/fufufafa.
"Siapa nih yang waktu itu bilang akun fufufafa itu miliknya Mas Gibran? Ya ampun ternyata ya permainannya Roy Suryo, gokil juga," kata TikToker pemilik akun @/intansrinita16 itu, dikutip pada Selasa (12/11/2024).
"Dia kayak sok asyik, sok sibuk nyari bukti kalau akun fufufafa itu punyanya Mas Gibran, eh ternyata milik dia, dan dia sekarang lagi divonis masuk penjara selama 9 bulan karena kasus menyebarkan berita yang nggak bener lewat akun si fufufafa ini," sambungnya.
Tentu saja penjelasan Intan tidak serta-merta disepakati oleh warganet. Malah belakangan Intan dicurigai sebagai buzzer yang bermaksud untuk merusak reputasi Roy Suryo.
Baca Juga: Intan Srinita Kerja Apa? Tuai Kontroversi Tuduh Roy Suryo Dalang di Balik Akun Fufufafa
Pasalnya eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu menjadi salah satu pihak yang getol menguliti siapa pemilik akun Fufufafa. Bahkan atas konten-konten Fufufafa yang dibuatnya, Roy sampai dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri.
Namun kembali kepada Intan Srinita yang sampai dicurigai sebagai buzzer, memang berapa sih bayaran yang bisa diterima oleh buzzer?
Bayaran buzzer di Indonesia
Universitas Oxford pernah merancang sebuah riset bertajuk "The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation" yang memetakan banyaknya buzzer di berbagai negara beserta bayaran yang diterima.
Salah satu yang dipetakan adalah fenomena buzzer di Indonesia. Menurut hasil riset salah satu kampus top dunia tersebut, buzzer di Indonesia bisa mendapat gaji antara Rp1-50 juta setiap bulan.
Baca Juga: Wanti-wanti Gibran usai Buka Layanan "Lapor Mas Wapres," Hensat: Jangan Cuma Hype Awal Saja, tapi...
Peneliti Oxford juga sempat mewawancarai seorang buzzer yang dikerahkan salah satu tokoh penting. Tak main-main, buzzer anonim itu mengaku bisa menerima gaji antara Rp50-100 juta atas jasanya menggiring opini publik demi kepentingan tokoh tersebut.