Berkaca dari Febby Rastanty, Siapa Saja yang Boleh Gelar Prosesi Pedang Pora?

Husna Rahmayunita Suara.Com
Minggu, 10 November 2024 | 18:35 WIB
Berkaca dari Febby Rastanty, Siapa Saja yang Boleh Gelar Prosesi Pedang Pora?
Febby Rastanty dan Drajat Djumantara gelar prosesi pedang por. [YouTube Febby Rastanty]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu proses pernikahan Febby Rastanty dengan Drajad Djumantara yang berhasil menarik perhatian banyak orang adalah diadakannya prosesi pedang pora. Sebab, seperti yang kita tahu, pedang pora bukanlah prosesi yang bisa dilakukan semua orang. Ada beberapa syarat dan biaya yang tidak sedikit bagi seseorang untuk melakukan Pedang Pora.

Siapa yang boleh gelar prosesi Pedang Pora?

Melansir dari laman Militer.id, prajurit militer yang bisa menyelenggarakan upacara pedang pora adalah para Perwira dari Akmil (Akademi Militer), Akpol (Akademi Kepolisian), AL (Akademi Angkatan Laut), IDP (Ikatan Dinas Pendek), Sepawamil (Sekolah Perwira Wajib Militer), hingga Semapa PK (Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Indonesia). 

Prosesi pedang pora dalam pernikahan hanya boleh dilakukan satu kali seumur hidup. Artinya jika prajurit menjadi duda dan menikah lagi, ia tidak boleh menggelar Pedang Pora.

Baca Juga: Bernuansa Pink dan Putih, Intip Deretan Foto Pernikahan Febby Rastanty dan Drajad Djumantara

Potret Nagita Slavina dan Raffi Ahmad kondangan ke nikahan Febby Rastanty. [Instagram/@raffinagita1717]
Pernikahan Febby Rastanty dan Drajad Djumantara. [Instagram/@raffinagita1717]

Syarat prosesi Pedang Pora dalam pernikahan

Berikut adalah berbagai persyaratan dan dokumen yang harus dipenuhi untuk menjalani prosesi Pedang Pora.

1. Permohonan izin untuk menikah dan 10 lembar salinan lengkap dengan tanda tangan dari atasan di satuan masing-masing misalnya Komandan Batalyon (Danyon).

2. Surat pernyataan kesanggupan calon mempelai wanita beserta tanda tangan bermaterai.

3. Surat pernyataan persetujuan dari pihak orang tua atau wali calon istri yang bertandatangan.

Baca Juga: Beda dari Akad, Resepsi Pernikahan Febby Rastanty dan Drajad Djumantara Kental Nuansa Palembang

4. Surat keterangan menetap dari orangtua pihak calon istri dan suami.

5. Surat keterangan yang menyatakan bahwa calon pengantin belum menikah, dengan keterangan mengetahui oleh pemerintah desa dan KUA (Kantor Urusan Agama).

6. Surat bentuk sampul D, dapat diurus di Kodim (Komando Distrik Militer) dan Koramil (Komando Rayon Militer) domisili calon istri dengan ditujukan pada Komandan Kodim, Pasi Intel (Perwira Seksi Intelijen), PasiTer (Perwira Seksi Teritorial dan Danramil (Komandan Rayon militer).

7. Dokumen N 1 yang berisi keterangan akan menikah, bertanda tangan orangtua dan calon pengantin wanita.

8. Dokumen N 2 yang berisi asal usul calon pengantin wanita dan orangtuanya.

9. Dokumen N 4, yang berisi surat keterangan tentang calon pengantin wanita.

10. Surat pernyataan calon suami dan calon istri.

11. SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) dari calon pengantin wanita dan orangtuanya.

12. Ijazah calon pengantin wanita.

13. Akta kelahiran calon suami dan calon istri.

14. Fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) calon pengantin wanita dan orang tua.

15. Pas foto calon pengantin pria berukuran 6×9 menggunakan PDH (Pakaian Dinas Harian) dan Persit tanpa lencana dengan latar biru sebanyak 12 lembar

16. Pas foto calon pengantin wanita berukuran 4×6 dengan pakaian Persit sejumlah lima lembar.

Berapa biaya prosesi Pedang Pora dalam pernikahan?

Tidak ada biaya pasti untuk menggelar proses Pedang Pora dalam pernikahan. Salah satu yang menjadi faktor biaya Pedang Pora adalah pangkat dari prajurit yang akan menikah.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI