Suara.com - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Makassar bersama Polda Sulsel membongkar skincare yang mengandung bahan berbahaya, termasuk merkuri.
BPOM juga telah melakukan uji laboratorium terhadap 66 sampel produk dan 1 obat tradisional. Hasilnya, terdapat dua produk yang mengandung raksa atau merkuri.
Lantas, apa bahaya merkuri bagi kulit dan tubuh?
Melansir dari World Health Organization (WHO), merkuri memiliki beberapa bentuk yang berbeda dalam tingkat toksisitas dan memiliki efek yang cukup berbahaya pada sistem saraf, pencernaan dan kekebalan, dan pada paru-paru, ginjal, kulit, hingga mata.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Facial Wash yang Mengandung Tea Tree untuk Kulit Berjerawat
Merkuri menjadi salah satu bahan kimia yang mungkin ada dalam kandungan sabun dan krim peutih kulit. Beberapa produk kosmetik seperti maskara, kutek, dan pembersih riasan mata bahkan menjadikan merkuri sebagai bahan pengawet untuk produknya.
Merkuri kerap kali dijadikan sebagai salah satu bahan untuk memutihkan kulit. Pasalnya, merkuri mampu menghambat pembentukan melanin, sehingga bisa membuat kulit tampak lebih cerah dalam waktu singkat.
Bahaya Merkuri
Ada beberapa gejala yang menandai bahwa seseorang keracunan merkuri kosmetik atau perawatan kulit, antara lain:
- Ruam
- Hipertensi
- Edema
- Uremia
- Parestesia
- Gugup
- Lekas marah
- Tremor
- Kehilangan memori
- Depresi
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
Saat dioleskan ke wajah, merkuri dapat menyebabkan dengan iritasi kulit, ruam, dan perubahan pada warna kulit. Jika kulit menyerap kandungan tersebut, maka akan menyebabkan keracunan merkuri dengan toksisitas pada ginjal dan juga sistem saraf.
Baca Juga: 3 Produk Probio-Cica Series dari SKIN1004 untuk Perbaiki Skin Barrier
WHO menyebutkan efek samping paling utama dalam produk kecantikan yang mengandung merkuri, yaitu kerusakan ginjal.
Kandungan merkuri pada kosmetik juga bisa menyebabkan gangguan lain seperti gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan psikosis.
Selain itu, penggunaan kosmetik dan skincare yang mengandung merkuri dalam jangan waktu lama bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru, mata, pencernaan, saraf, hingga sistem kekebalan tubuh.