Cerita Pahitnya Terry Putri Jadi TKW Pengantar Makanan di AS, Tak Sanggup Bayar ART: Aku Pernah Nangis!

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 08 November 2024 | 18:08 WIB
Cerita Pahitnya Terry Putri Jadi TKW Pengantar Makanan di AS, Tak Sanggup Bayar ART: Aku Pernah Nangis!
Terry Putri saat ditemui di kawasan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024). [Suara.com/Tiara Rosana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis dan presenter Terry Putri mengisahkan pengalaman sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Amerika Serikat, setelah menikah dan pindah bersama suaminya.

Terry yang telah berstatus janda selama 12 tahun akhirnya menemukan tambatan hati dan memutuskan untuk menetap di Negeri Paman Sam.

Di tengah kehidupannya yang baru, Terry harus menghadapi tantangan tak terduga, termasuk bekerja sebagai pengantar makanan.

Dalam wawancara di kanal YouTube NGOBROL ASIX yang tayang pada 26 September 2024, Terry Putri mengungkapkan bahwa dirinya harus menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan budaya dan bekerja di lapangan.

“Kerja itu ngantar makanan, bawa mobil sendiri ke mana-mana,” ujar Terry, dikutip Jumat (8/11/2024).

Menjadi pengantar makanan bukan hal yang mudah baginya. Apalagi, Terry harus menyesuaikan diri dengan budaya dan kebiasaan baru sebagai TKW di Amerika Serikat.

Terry juga mengalami culture shock di berbagai aspek kehidupannya di Amerika, terutama dalam hal mengurus rumah tangga tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART).

Ia mengaku harus melakukan semua pekerjaan rumah sendiri, mulai dari memasak, membersihkan rumah, hingga mengurus suami tanpa bantuan. Menurutnya, biaya menyewa ART di Amerika jauh lebih mahal dari gajinya sendiri.

“Aku harus ngurusin semuanya, nggak ada mbak,” kata Terry.

Terry bahkan sampai menangis saat harus bekerja sampai tengah malam demi menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajiban rumah tangganya. Ia merasakan beban yang cukup berat di kehidupan barunya, namun tetap berusaha melaksanakan kewajibannya sebagai istri di negara orang.

“Aku masih nangis-nangis sampai aku terakhir pulang,” ungkap Terry.

Sang suami sendiri bekerja di perusahaan senjata dan memiliki jadwal yang cukup padat, bekerja dari sore hingga tengah malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI