Suara.com - Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia menunjuk Yahya Zaini sebagai Ketua Bidang Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Sosok Yahya Zaini pun tak asing di telinga masyarakat lantaran pernah menjadi sorotan media akibat kontroversinya.
Yahya Zaini yang akan menjabat untuk periode 2024-2029 kembali jadi perbincangan. Pasalnya, 16 tahun lalu Yahya menjadi sorotan kala video syurnya dengan pedangdut Maria Eva beredar luas.
Kala itu, Yahya Zaini tengah menjabat sebagai anggota DPR Fraksi Golkar. Sementara itu, pedangdut Maria Eva juga merupakan salah satu kader partai berlambang beringin tersebut.
Hubungan antara Yahya Zaini dan Maria Eva kala itu bocor ketika video asusila mereka beredar. Selain itu, istri Yahya juga meneror Maria Eva.
Baca Juga: Resmi Diumumkan Bahlil, Berikut Daftar Nama Pengurus Partai Golkar Periode 2024-2029
Dalam pengakuannya, Maria Eva mengaku sayang dengan Yahya Zaini namun harus putus karena permintaan istri Yahya.
"Jadi saya putus dengan Pak Yahya atas permintaan istrinya. Dia bolang, kalau kamu tidak putus dengan suami saya , awas kamu. Dia mengatakan itu dengan nada mengancam seperti meneror, kata Maria Eva kepada wartawan pada 4 Desember 2005.
Hubungan Maria Eva dengan Yahya Zaini terbilang cukup pelik. Sang pedangdut mengaku telah mengenal pria tersebut sejak 4 tahun sebelum kejadian diteror istri Yahya Zaini.
Hubungan tersebut terus berlanjut hingga Maria Eva hamil. Namun akhirnya diketahui oleh istri Yahya Zaini. Maria Eva pun diminta menggugurkan kandungannya. Beredar kabar bahwa Maria Eva menggugurkan kandungannya di sebuah rumah sakit diantar Yahya Zaini.
"Pak Yahya juga mengantarkan ke rumah sakit sampai ke rumah," kata Maria Eva sambil terisak.
Akibat kasus rumah tangga Yahya Zaini ini, para pimpinan Partai Golkar menggelar rapat tertutup. Saat itu, DPP Golkar diminta menonaktifkan Yahya sebagai salah satu Ketua DPP.
Selang 18 tahun kemudian, Yahya Zaini kembali menjadi Ketua DPP Golkar diangkat oleh Bahlil Lahadalia. Selain Yahya Zaini, Bahlil juga mengangkat beberapa kader Golkar untuk menjabat sebagai Ketua DPP seperti Ridwan Kamil, Nusron Wahid, Fahd Arafiq, Panggah Susanto, dan Puteri Komarudin.
Selain itu mantan napi korupsi, Idrus Marham juga ditetapkan sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Penetapan ini menuai beragam respons publik.
"Mereka pikir setelah sekian tahun mengasingkan diri, publik sudah lupa dengan masa lalu dia," ujar netizen.
"Indonesia tidak mengenal cancel culture," sindir warganet.
"Idrus Marham + Yahya Zaini. Pesakitan yang mendapat jabatan. Ga ngerti lagi logika berpikir partai kuning ini," imbuh warganet.