Suara.com - Kita sering mendengar istilah La Nina dalam berita, terutama saat musim hujan tiba. Namun, apa sebenarnya La Nina itu? Fenomena alam ini memiliki dampak yang signifikan terhadap iklim global, termasuk Indonesia.
Apa Itu La Nina?
Mengutip dari laman resmi BMKG, La Nina adalah fenomena penyimpangan pola normal siklus iklim di Samudra Pasifik. La Nina menyebabkan pendinginan suhu muka laut di bawah kondisi normalnya. Secara umum, fenomena iklim La Nina dapat berdampak pada meningkatnya intensitas curah hujan di suatu wilayah.
Kabar terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tanda-tanda fenomena La Nina di Indonesia semakin terlihat jelas. Meski demikian, banyak yang kemudian menelusuri apa kira-kira penyebab La Nina bisa terjadi.
Meski kapan terjadinya fenomena La Nina masih harus diperhitungkan ulang, hal ini diperkirakan akan mulai terasa pada akhir Oktober. Untuk itu masyarakat diharapkan mulai bersiap sejak pertengahan Oktober, karena akan ada perbedaan suhu muka air laut di Samudera Pasifik yang lebih dingin dari suhu normalnya.
Apa Penyebabnya?
Setidaknya terdapat sekitar empat penyebab utama terjadinya fenomena La Nina jika dilihat dari lingkup yang luas. Keempatnya adalah angin pasat, arus laut, gelombang Rossby, serta interaksi atmosfer dand laut yang terjadi.
1. Angin Pasat
Pergerakan angin pasat dari arah timur ke barat akan mendorong air hangat ke arah barat. Hal ini menyebabkan penumpukan di wilayah barat Samudera Pasifik, yang kemudian berpengaruh pada aliran air dan suhu permukaan air laut yang ada di area tersebut.
Baca Juga: Efek La Nina, Sebagian Wilayah Indonesia Masih Hujan Meskipun Sudah Masuk Musim Kemarau
2. Arus Laut