Suara.com - Nama Peter Carey tengah menjadi perbincangan hangat di dunia akademik Tanah Air. Pasalnya, dosen salah satu universitas ternama di Indonesia diduga sudah memplagiasi buku karya sejarawan Inggris itu.
Dugaan tersebut mencuat setelah akun X @_bje milik Bernando J. Sujibto mengungkapnya. Ia juga mengunggah tangkapan layar Facebook Peter Carey.
Adapun melalui tulisannya di media sosial Facebook, Peter Carey mendapati bukunya yang berjudul Kuasa Ramalan : Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa menjadi 'korban' plagiasi oknum dosen.
Carey menyebutkan bahwa dosen tersebut berasal dari salah satu universitas di bagian selatan Jawa. Sontak, publik langsung menuding seorang dosen sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai sosok pelaku plagiarisme tersebut.
Dugaan plagiarisme itu terdapat dalam dua buku, yakni Madiun: Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan dari Abad XIV ke Abad XXI dan Raden Rangga Prawiradirdja III Bupati Madiun 1796-1810: Sebuah Biografi Politik.
Bagi yang belum tahu, Peter Carey adalah sosok akademisi yang tidak kaleng-kaleng. Ia punya rekam jejak dan jam terbang yang tinggi sebagai seorang sejarawan.

Rekam jejak Peter Carey: Rintis banyak riset sejarah Nusantara
Tak heran jika Peter Carey punya ketertarikan terhadap sejarah peradaban di Asia Tenggara, khususnya Nusantara. Sebab, sejarawan bernama lengkap Peter Brian Ramsay Carey ini lahir di Myanmar dan tertarik dengan masyarakat Asia Tenggara sejak ia kecil.
Carey sempat pulang ke Britania Raya pada usia tujuh tahun dan belajar banyak kebudayaan Jawa kala duduk di bangku sekolah.
Ia terkesima dengan sosok Pangeran Diponegoro dan dari sana punya misi besar untuk mempelajari sosok tokoh pahlawan Tanah Air itu. Adapun ia terpesona dengan kepemimpinan Pangeran Diponegoro yang memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.