Bongkar Alasan Prabowo Temui Jokowi, Rocky Gerung Kaitkan dengan Gibran dan Tom Lembong

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 05 November 2024 | 09:41 WIB
Bongkar Alasan Prabowo Temui Jokowi, Rocky Gerung Kaitkan dengan Gibran dan Tom Lembong
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (kanan) memeriksa pasukan pada upacara pisah sambut di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/app/Spt]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto baru saja mengunjungi mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah, Senin (5/11/2024). Pertemuan Prabowo dan Jokowi pun langsung menjadi sorotan publik.

Salah satu sorotan datang dari akademisi dan pengamat politik, Rocky Gerung. Ia menyoroti urgensi Prabowo menemui Jokowi di tengah kasus Tom Lembong sampai judi online di tubuh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

"Ini satu isu yang bisa membuat publik bertanya kembali tentang hubungan antara Prabowo dan Jokowi di tengah merebaknya isu yang hari-hari ini mendebarkan publik," kata Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com dari akun YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (5/11/2024).

Rocky Gerung meyakini tidak mungkin Prabowo bertemu Jokowi hanya sekadar bersilahturahmi. Menurutnya, mereka membahas persoalan negara yang tengah genting belakangan terakhir.

Baca Juga: Prabowo Bertekad Memimpin Pemerintahan yang Bersih, Refly Harun: Tapi Omon-omon Tidak?

Rocky Gerung (Instagram/rocky_gerung)
Rocky Gerung (Instagram/rocky_gerung)

"Satu misalnya temuan uang hampir Rp1 triliun di rumah seorang pejabat Mahkamah Agung (MA). Lalu kasus Tom Lembong yang kemudian menjadi isu internasional bahkan," tutur Rocky Gerung.

"Jadi kalau kita coba mengonstruksikan pertemuan itu, tidak mungkin hanya sekadar kata pak Prabowo, 'Ya cuma bicara-bicara aja gitu'," lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Rocky Gerung juga menyebut nama Gibran Rakabuming Raka. Ia menilai Prabowo dan Jokowi turut membicarakan nasib wakil presiden RI tersebut.

"Justru di dalam kalimat (Prabowo), tersembunyi atau bahkan disembunyikan sesuatu yang sebetulnya substansial, yaitu arah negara ini, arah pemberantasan korupsi," terangnya.

"(Kemudian) arah hubungan antara Prabowo dengan Gibran yang sampai sekarang tidak jadi mulus karena desakan dari masyarakat sipil untuk terus mempersoalkan statusnya jadi wakil presiden," tandas Rocky Gerung.

Baca Juga: Fufufafa Tak Mengganggu? Momen Hangat Jokowi & Prabowo di Solo Jadi Sorotan

Rocky Gerung melanjutkan, Gibran tentu akan memimpin dalam negeri selama Prabowo kunjungan luar negeri selama 2 pekan. Alhasil, katanya, ada kemungkinan Jokowi ingin memastikan ke Prabowo bahwa tidak akan ada gejolak politik di Indonesia selama dipimpin Gibran.

"Sementara itu kita lihat keadaan kepemimpinan wakil presiden ketika diserahkan tugas oleh pak Prabowo. Karena beliau (Prabowo) akan pergi ke luar negeri mungkin 2-3 minggu untuk menghebohkan dunia misalnya dengan kabinet yang baru," ucap Rocky Gerung.

"Jadi sekali lagi, hanya satu kemungkinan (pertemuan Prabowo dan Jokowi), yaitu ada hal strategis yang dibicarakan pak Prabowo dengan pak Jokowi. Atau intinya urusan Gibran inilah yang menjadi inti kunjungan pak Prabowo ke pak Jokowi," tambahnya.

Terakhir, Rocky Gerung juga mengungkap salah satu gejolak politik yang berpotensi terjadi adalah kasus korupsi impor gula yang menjerat Tom Lembong.

"Itu menunjukkan ada urgensi untuk memastikan bagi pak Jokowi, bahwa tidak akan ada gejolak politik, terutama saat pak Prabowo di luar negeri. Tidak akan ada gejolak politik kalau kasus Tom Lembong misalnya dibuka lebih jauh, atau akhirnya dicurigai sebagai proyek politik untuk balas dendam dari Jokowi," pungkasnya.

Violin
Mengulas pendapat filsuf politik , bp Rocky Gerung : Prabowo Subianto memohon keikhlasan Joko Widodo agar mengundurkan putranya sebagai wakil presiden dibandingkan dengan resiko harga yang terlalu bahaya bila membiarkan putranya tetap menduduki jabatan wakil presiden yaitu mobilisasi rakyat yang mengguncangkan stabilitas polhukam, padahal kabinet Merah Putih baru saja terbentuk.
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI