Suara.com - Saat ini tengah heboh pembahasan mengenai lisensi rumah makan (RM) Padang yang dikeluarkan Ikatan Keluarga Minang (IKM).
Jadi setiap RM Padang yang ada di daerah-daerah di Indonesia harus mengantongi lisensi tersebut. Hal ini tentu memunculkan kontroversi di tengah masyarakat.
Banyak yang menilai lisensi RM Padang ini adalah bentuk pembatasan pendirian rumah makan Padang. Hal ini dibantah oleh IKM.
Sekeretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat IKM Nefri Hendri mengatakan, siapa saja boleh mendirikan RM Padang, tak harus orang Minang.
Baca Juga: Siapa Pemilik RM Pagi Sore? Sejarah Panjang Restoran Padang dengan Cita Rasa Khas Minang
Hanya saja, kata dia, setiap orang yang membuat RM Padang, harus menjaga keautentikan rasa RM Padang itu sendiri.
Seperti diketahui banyak RM Padang terkenal di tanah air. Salah satunya adalah RM Padang Sederhana. Rumah makan ini sudah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Pemilik RM Padang Sederhana
Pendiri dan pemilik RM Padang Sederhana adalah pria asli Minang bernama Bustamam. Ia lahir di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 11 September 1942.
Di usianya 6 tahun, Bustamam harus ditinggal selamanya oleh sang ibu. Sang bapak kemudian pergi meninggalkan Bustamam. Sejak itu Bustamam hidup hanya bersama saudara kandungnya.
Baca Juga: Viral Razia RM Padang, Warung 'Wayne Rooney' Ini Malah Jadi Sorotan
Sampai kemudian usianya 12 tahun, sang ayah datang menjemput Bustamam untuk diajak pergi ke Riau. Di sana, Bustamam bekerja sebagai petani karet.
Lalu ia pindah ke Jambi. Di Jambi, Bustamam bekerja sebagai kernet angkot, berjualan rokok, menjadi tukang cuci piring di warung makan Padang yang bernama Sederhana.
Setelah itu Bustamam memutuskan merantau ke ibu kota bersama sang istri dan anaknya yang masih kecil. Di Jakata, Bustamam menyambung hidup dengan berjualan rokok dengan cara asongan.
Karena sering dipalak preman dan dirazia Satpol PP, Bustamam memutuskan untuk banting stir membuka warung makan Padang menggunakan gerobak di atas trotoar dan samping got kotor, sekitar Bendungan Hilir (Benhil), pada 1972.
Ia menamakan warungnya Rumah Makan (RM) Sederhana. Nama ini ia ambil dari nama warung makan Padang tempat dulunya bekerja sebagai tukang cuci piring. Selain itu, alasan Bustamam memilih nama Sederhana karena mudah diingat.
Bisnis Bustamam laris manis. Ia pun mulai membuka cabang di wilayah lain di Jakarta. Bustamam tidak menggunakan sistem franchise melainkan bagi hasil. Kini RM Padang Sederhana memiliki ratusan cabang yang tersebar di tanah air.