Suara.com - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengkritik Menteri HAM Natalius Pigai yang menurutnya tidak becus bekerja. Sentilannya ini merupakan respons atas Pigai yang meminta dana tambahan untuk anggaran Kementerian HAM hingga Rp 20 triliun.
Hotman Paris sampai meminta Presiden Prabowo Subianto mengkaji ulang penunjukkan Pigai sebagai menteri. Melalui akun Instagram @hotmanparisofficial, ia menyebut bahwa penyelesaian kasus HAM tak perlu menghamburkan banyak uang.
"Hotman 911 cuma modal 1 hp (handphone) tapi sudah bantu ratusan korban pelanggaran HAM!," ujar Hotman Paris, Senin (4/11/2024).
"Halo Pak Prabowo: Tinjau ulang penunjukan ini Menteri HAM. Dulu selama 25 tahun Pak Prabowo selalu setujui nasehat pengacaramu bung Hot ini!," lanjut Hotman dengan tegas.
Atas dasar itu, sosok Hotman Paris kembali disorot. Sepak terjangnya sebagai pengacara Prabowo selama 25 tahun, menyita atensi publik. Apakah nasihat atau permintaannya kali ini akan dikabulkan oleh sang presiden?
Sepak Terjang Hotman Paris
Hotman Paris telah menjadi pengacara Prabowo selama 25 tahun. Namun, ia menolak saat ditawari posisi menteri. Alasannya, karena penghasilannya sebagai seorang advokat jauh lebih besar ketimbang pejabat.
"Kalau gua jadi menteri, berapa sih gajinya? Paling tinggi Rp100 juta. Gua satu kasus bisa Rp5 M. Kalau 10 kasus Rp50 M," kata Hotman Paris saat ditemui di Kopi Gemoy, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (19/10/2024).
Adapun dirinya mengawali karier di dunia advokat dengan bekerja di kantor firma hukum milik pengacara kondang, OC Kaligis. Pekerjaan ini ia ambil pada tahun 1982 dan menerima gaji sebesar Rp 182 ribu per bulan.
Baca Juga: Menteri Kominfo Beri Lampu Hijau, Kapolri Sikat Pegawai yang Bekingi Judi Online
Setelah itu, Hotman Paris pindah ke kantor Nasution Lubis Hadiputranto yang dimiliki oleh mendiang Adnan Buyung Nasution. Masa kerjanya di sini tak lama, karena setelah tiga bulan berlalu, ia direkrut Bank Indonesia (BI).