Suara.com - Penikmat gaya hidup slow living yang mengedepankan mindfulness umumnya sangat pemilih saat datang ke kafe karena kerap mendambakan ketenangan untuk menjernihkan pikiran.
Nah, alih-alih punya banyak program dengan musik yang menghentak, Stuco Coffee Citeko Hills ini bisa jadi pilihan untuk mereka yang ingin menikmati kopi dan kuliner dengan lingkungan tenang, pemandangan alam serta mendukung konsep mindfulness.
Apalagi, kafe ini dibuat dengan mengusung konsep sustainable alias ramah lingkungan, karena daripada membuat gedung baru tempat yang berlokasi Jalan Cidokom No.8 Cisarua, Bogor, Jawa Barat ini pilih memanfaatkan bangunan villa yang sudah ada.
Bangunan villa ini berupa rumah panggung khas Manado yang sudah berdiri sejak 20 tahun lalu. Alih-alih di dalam rumah, kafe ini berada di kolong rumah dengan sirkulasi udara yang baik karena menerapkan konsep bar coffee terbuka.

Kafe yang berdiri di lahan seluas 3 hektar ini dikelilingi kebun sayur dan buah. Contohnya seperti kebun markisa yang buahnya langsung dimanfaatkan untuk membuat minuman segar di kafe ini, jadi sensasinya beda tanpa pemanis dan pengawet.
Lalu ada juga kebun sayur yang digarap oleh petani sekitar, yang nantinya setelah dipanen bisa dimanfaatkan untuk menu masakan spesial. Termasuk bisa juga dimanfaatkan untuk workshop kelas memasak, atau agro wisata sebagai kegiatan anak-anak saat berkunjung.
"Kalau lagi panen sayur, kita ada kayak harvest day gitu. Teman-teman customer nanti bakal dapat satu baskom value Rp 100 ribu sampai Rp 120 ribu itu bisa isi sayur sepenuh-penuhnya mereka buat bawa pulang. Itu full hasilnya kita kasih ke teman-teman petani yang di sini. Jadi kita kasih lahan buat usaha bareng tanpa bagi hasil," ujar Owner Stuco Coffee, Izzuddin Jundi kepada awak media di Bogor, Rabu (30/10/2024).
Konsep kafe ramah lingkungan

Selain memanfaatkan bangunan lama yang sudah ada, kafe ini juga membuat lahan dipenuhi paving block jadi hijau kembali dengan tidak menebang pohon besar, membuat halaman rumput dan bebatuan sehingga bisa menyerap air hujan. Termasuk halaman rumput yang luas bisa digunakan untuk piknik dan membuka kelas olaharaga yoga.
Baca Juga: Apa itu Kopi Pancong dan Kopi Sanger? Simak 6 Fakta Unik Soal Budaya Ngopi di Aceh
Apalagi kata Jundi, hampir 70 persen menu makanan dan minuman di kafe ini di ambil dari kebun dan lahan sekitar, sehingga tidak mengeluarkan emisi zat sisa transportasi bahan baku untuk mengantar bahan makanan.