Satu siung bawang putih telah berbicara dan mungkin saja, krisis yang terjadi bukan sekadar pangan kita, melainkan pengetahuan kita atas pangan yang kita miliki.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Sjamsul Hadi selaku Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat melalui Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia,
Tanam apa yang kita makan, makan apa yang kita tanam.
Menanam apa yang kita makan dan makan apa yang kita tanam adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya petani, pengelola pangan, distributor, namun juga konsumen.
Kita bertanggung jawab atas apa yang kita tanam sebagaimana kita bertanggung jawab atas apa yang kita makan. Begitu pun sebaliknya, kita bertanggung jawab atas apa yang kita makan sebagaimana kita bertanggung jawab atas apa yang kita tanam.
Jika kita mengharapkan masa depan pangan yang cerah atau setidaknya aman untuk anak cucu kita, bukan sekadar sistem pangan adaptif yang kita perlukan, melainkan sebuah sistem yang sesuai dengan jati diri kita, Indonesia. Kita tidak hanya memerlukan pangan yang bisa bertahan dalam waktu lama, namun juga pangan yang berkebudayaan dan berdaulat, yaitu pangan yang sesuai dengan sumber daya lokal.
Mari kita berjalan ke kawasan Indonesia Tengah dan belajar dari Suku Boti yang menetap di Nusa Tenggara Timur. Beriklim kering dan bertanah kapur, masyarakat Boti justru membuat pemerintah kicep dengan kemandirian mereka.
Alih-alih mengeluh dan mengemis, masyarakat Boti berhasil menciptakan sistem pangan yang menyatu dengan kebudayaan mereka. Mereka menanam beragam tanaman dan makan beragam tanaman yang mereka tanam, menjaga kelestarian lingkungan mereka, mengutamakan proses secara organik, dan tentu saja tidak mengorbankan sistem kepercayaan.
Apa yang dilakukan oleh masyarakat Boti adalah contoh bahwa apa yang lokal bisa menyelamatkan kita. Apa yang ada di sekitar kita, apa yang telah diberikan kepada kita adalah apa yang harus kita cari, apa yang harus kita olah.
Baca Juga: Ketua MPR: Konsep Ketahanan Pangan Selalu Andalkan Barang Impor

Mencari dan mengolah adalah dua hal berbeda. Namun baik mencari ataupun mengolah pangan adalah skill (kemampuan) yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang, sebagaimana mencari dan mengolah telah dicontohkan oleh para leluhur kita sejak masa pra sejarah.