Suara.com - Masyarakat yang punya hobi berolahraga lari perlu menjaga kesehatan jantung. Salah satunya memperhatikan kondisi fisik sebelum dan selama berlari.
“Sebaiknya hindari olahraga lari saat cuaca panas ekstrem, terutama bagi masyarakat yang bukan atlet profesional,” kata dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Gusti Rifansyah, dikutip Sabtu (2/11/2024).
Dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini menekankan pentingnya memahami batasan fisik saat berlari. Menurutnya, henti jantung menjadi risiko yang dapat dialami saat tubuh dipaksakan berlari melewati kemampuan fisik, apalagi jika tubuh sudah memberikan tanda-tanda kelelahan.
“Jika merasa lelah, jangan paksakan untuk berlari lebih jauh. Ambil waktu untuk berjalan santai atau istirahat sebentar,” katanya.
Gusti menekankan pentingnya mengenali isyarat tubuh agar risiko masalah jantung saat berlari dapat diminimalisir.
Gusti juga mengingatkan bahwa masalah jantung dapat mengancam siapa saja, termasuk atlet profesional. Ia mengutip kasus yang menimpa pemain sepak bola Christian Eriksen, yang mengalami serangan jantung di lapangan meskipun sudah menjalani skrining kesehatan dari tim medis yang berpengalaman.
Untuk mencegah hal serupa, Gusti menyarankan beberapa langkah, seperti memeriksa warna air urine sebelum berlari. Jika air urine tampak keruh atau terlalu pekat, ini bisa menjadi tanda dehidrasi, sehingga lebih baik menunda aktivitas olahraga lari.
Selain itu, ia mengingatkan agar tidak berlari jika sehari sebelumnya mengalami dehidrasi.
Ia juga menganjurkan agar tidak langsung minum air dalam jumlah banyak saat berhenti berlari di cuaca panas, tetapi menunggu beberapa saat dan meminum sedikit demi sedikit untuk menjaga kestabilan kondisi jantung. (antara)