Makanan ringan ini menjadi terkenal secara nasional dan internasional beberapa tahun lalu ketika seorang pelajar Cina di luar negeri mengunggah foto teman-teman sekelasnya yang menikmati makanan ringan itu secara daring.
'Kegilaan' akan latiao juga muncul pada 2016 saat BBC menayangkan dokumenter tiga bagian tentang perayaan Tahun Baru Cina di mana kedua presenter terlihat berkeliling di jalan jajanan Cina yang khas, sambil memegang latiao.
Penjualan Latiao Cukup Menjanjikan di China
Di Tiongkok, industri latiao menghasilkan nilai sekitar 20 miliar yuan (Rp44,5 triliun), dengan 10 perusahaan masing-masing memproduksi latiao senilai lebih dari 100 juta yuan (Rp222 miliar) per tahun. Produksi telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Asal Muasal Latiao
Latiao sendiri berarti potongan pedas. Camilan ini berasal dari Kabupaten Pingjiang, Hunan yang awalnya disebut mianjin. Kemudian, orang Pingjiang menyebutnya Hanzi yang berarti mala, karena rasanya yang pedas dan mematikan.
Keamanan Latiao Sempat Dipertanyakan di Negara Asalnya
Sebetulnya, latiao sudah lama ada dan mempunyai banyak penggemar di negara asalnya, China. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah pusat dan daerah mempermasalahkan standar keamanan produknya.
Bahkan, menurut en.people.cn, latiao dilarang dipasarkan di lingkungan sekolah karena dapat menyebabkan masalah kesehatan. Dilansir CGTN, Badan Pengawas Obat dan Makanan Hubei melarang masyarakat sekitar untuk membeli camilan pedas ini.
Baca Juga: Agresivitas China di Natuna Menjadi Tantangan bagi Diplomasi Pertahanan Indonesia-China
Sebab, terdapat kandungan asam sorbat dan asam dehidroasetat di dalamnya. Kedua bahan ini dilarang dicampur di tepung beraroma karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan.