Apa Itu Latiao? Jajanan Asal China yang Akhirnya Dilarang BPOM di Indonesia

Sabtu, 02 November 2024 | 15:10 WIB
Apa Itu Latiao? Jajanan Asal China yang Akhirnya Dilarang BPOM di Indonesia
Jajanan Viral China Latiao Dilarang BPOM (TikTok)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara seluruh produk latiao dari peredaran. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) jajanan asal China tersebut.

KLB KP itu terjadi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau. Hasil pengujian sementara, BPOM menemukan adanya kontaminasi bakteri golongan bacillus cereus pada produk pangan olahan latiao.

Kelompok bakteri itu berpotensi menghasilkan toksin yang menimbulkan gejala sakit perut, pusing, mual, dan muntah sesuai hasil investigasi di atas. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam konferensi pers di Jakarta.

"Hasil pengujian laboratorium berdasarkan pengujian terhadap produk yang diduga menyebabkan KLBKP kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus,” ungkap Taruna seperti dikutip Antara, Jumat (1/10/2024).

Baca Juga: Agresivitas China di Natuna Menjadi Tantangan bagi Diplomasi Pertahanan Indonesia-China

Saat ini, terdapat 73 produk latiao yang beredar, dan empat di antaranya terbukti mengandung bakteri berbahaya tersebut. BPOM juga telah memeriksa gudang importir dan distributor, menemukan bahwa mereka tidak mematuhi standar Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB).

Kemudian BPOM mengeluarkan perintah kepada importir untuk segera menarik produk latiao dari peredaran dan pemusnahan terhadap produk yang diduga menyebabkan KLB KP.

Lantas, apa itu latiao yang belakangan disukai oleh anak-anak? Berikut fakta mengenai pangan olahan yang berbahan dasar tepung dan memiliki karakteristik tekstur kenyal serta rasa pedas dan gurih itu.

Bahan Untuk Membuat Latiao

Latiao terbuat dari tepung terigu, kinako (tepung kedelai panggang), dan minyak cabai. Ketiga bahan tersebut dicampur dengan air, garam, gula, perasa, minyak sayur, dan beberapa bahan lainnya, lalu dipanaskan pada suhu tinggi.

Baca Juga: Balasan China? Produsen Mobil Didesak Hentikan Investasi di Negara Pendukung Tarif Eropa

Viral di China hingga ke Mancanegara

Makanan ringan ini menjadi terkenal secara nasional dan internasional beberapa tahun lalu ketika seorang pelajar Cina di luar negeri mengunggah foto teman-teman sekelasnya yang menikmati makanan ringan itu secara daring.

'Kegilaan' akan latiao juga muncul pada 2016 saat BBC menayangkan dokumenter tiga bagian tentang perayaan Tahun Baru Cina di mana kedua presenter terlihat berkeliling di jalan jajanan Cina yang khas, sambil memegang latiao.

Penjualan Latiao Cukup Menjanjikan di China

Di Tiongkok, industri latiao menghasilkan nilai sekitar 20 miliar yuan (Rp44,5 triliun), dengan 10 perusahaan masing-masing memproduksi latiao senilai lebih dari 100 juta yuan (Rp222 miliar) per tahun. Produksi telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Asal Muasal Latiao

Latiao sendiri berarti potongan pedas. Camilan ini berasal dari Kabupaten Pingjiang, Hunan yang awalnya disebut mianjin. Kemudian, orang Pingjiang menyebutnya Hanzi yang berarti mala, karena rasanya yang pedas dan mematikan.

Keamanan Latiao Sempat Dipertanyakan di Negara Asalnya

Sebetulnya, latiao sudah lama ada dan mempunyai banyak penggemar di negara asalnya, China. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah pusat dan daerah mempermasalahkan standar keamanan produknya. 

Bahkan, menurut en.people.cn, latiao dilarang dipasarkan di lingkungan sekolah karena dapat menyebabkan masalah kesehatan. Dilansir CGTN, Badan Pengawas Obat dan Makanan Hubei melarang masyarakat sekitar untuk membeli camilan pedas ini. 

Sebab, terdapat kandungan asam sorbat dan asam dehidroasetat di dalamnya. Kedua bahan ini dilarang dicampur di tepung beraroma karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI