Harga Anggur Shine Muscat Anjlok! Bagaimana Nasib Para Pedagang?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 01 November 2024 | 18:10 WIB
Harga Anggur Shine Muscat Anjlok! Bagaimana Nasib Para Pedagang?
Harga Anggur Shine Muscat (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pedagang buah di Thailand menghadapi kerugian besar akibat adanya laporan residu pestisida berbahaya pada anggur Shine Muscat yang diimpor dari China. Akibatnya, anggur-anggur yang tadinya mahal dijual murah dan diobral di pinggir jalan

Kasus ini pertama kali diungkap oleh Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-Pan) dan Yayasan Konsumen Thailand (TCC) pada Kamis, 24 Oktober 2024. Dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diuji, 23 di antaranya terkontaminasi pestisida berbahaya. Salah satu sampel bahkan menunjukkan kandungan klorpirifos, senyawa yang telah dilarang penggunaannya di Thailand.

Tidak hanya klorpirifos, ditemukan pula bahan kimia berbahaya lainnya seperti Bifenazate, Dinotefuran, Fluopyram, Boscalid, dan Cyazofamid. Dampak dari temuan ini membuat anggur Shine Muscat, yang sebelumnya sangat diminati konsumen, kini mulai dihindari.

Harga Anggur Muscat

Baca Juga: Masih Dicek BPOM, Kementan Siap Setop Impor Anggur Shine Muscat jika Memang Berbahaya

Melansir The Star, para pedagang menghadapi dilema terkait produk yang sulit terjual ini, apakah mereka harus membuangnya atau menjualnya dengan harga yang sangat rendah. Beberapa pedagang memilih untuk menjual anggur tersebut dengan harga jauh di bawah standar.

Sebuah video di TikTok yang diunggah oleh pengguna @teeteego3331 memperlihatkan orang-orang membeli anggur Shine Muscat di pinggir jalan Bangkok hanya seharga 10 baht (sekitar Rp 4.650) per bungkus, padahal sebelumnya harga anggur ini mencapai 100 baht (sekitar Rp 46.500) untuk dua bungkus.

Kondisi serupa terjadi di Pasar Muang Satun, Provinsi Satun, Thailand. Pedagang melaporkan bahwa anggur Shine Muscat tidak laku, meskipun harga telah diturunkan dari 300 baht (sekitar Rp 140 ribu) menjadi 80 baht (sekitar Rp 37 ribu) per kilogram. Beberapa pedagang bahkan memilih untuk membuang produk tersebut demi menjaga citra toko dan memastikan keamanan konsumen.

Pranee Tantrakarnsakul, seorang pedagang buah di Pasar Muang Satun, menyampaikan keluhan terkait situasi ini, menyebutkan bahwa pedagang tidak memiliki kemampuan untuk menguji residu pestisida pada produk impor.

Charas Piwlueang, pedagang lainnya yang telah membeli anggur Shine Muscat dalam jumlah besar, mengaku mengalami kerugian besar dan meminta otoritas terkait untuk memperketat pengawasan terhadap produk impor demi melindungi pedagang dan konsumen dari potensi bahaya kesehatan.

Baca Juga: Heboh Pestisida, Apa Itu Anggur Shine Muscat dan Bagaimana Cara Memilih yang Aman?

Kasus kontaminasi pestisida pada anggur Shine Muscat ini telah menarik perhatian di Thailand, memicu perdebatan di antara pedagang dan konsumen. Mereka mempertanyakan bagaimana produk Shine Muscat yang tercemar ini dapat masuk ke pasar Thailand tanpa pengawasan yang ketat, serta meminta jaminan keamanan pada produk-produk impor di masa mendatang.

Kementan Siap Setop Impor Anggur Shine Muscat

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menegaskan akan menyetop impor anggur Shine Muscat asal China bila memang ditemukan kandungan berbahaya dalam produk tersebut.

"Ya harus dong (disetop), kan berbahaya," kata Sudaryono di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Kekinian, Kementerian Pertanian masih menunggu hasil pengecekan lebih lanjut terhadap kandungan anggur impor dari China tersebut olen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Intinya ya kami kalau memang di situ ada pelanggaran atau di situ ada kandungannya, tentu akan kita kaji dan akan kami larang. Iya dong? Nah kita lagi nunggu hasil kajian kandungan di dalam anggurnya itu oleh BPOM, kan yang berwenang BPOM," ujar Sudaryono.

Sementara terkait pelarangan impor bila memang ditemukan kandunggan berbahaya di anggur Shine Muscat, Kementan akan berkoordinasi dengan kementerian lain.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI