Suara.com - Baru-baru ini, seorang pengguna TikTok bernama Gunawan ‘Sadbor’ menjadi perbincangan hangat lantaran berhasil mendapatkan cuan atau penghasilan yang cukup menggiurkan dari joget TikTok bersama warga sekampungnya.
Melalui sebuah wawancara, Sadbor bahkan menjelaskan bahwa dirinya bisa merenovasi rumah dari hasil “saweran” para penontonnya.
“Bangunan ada, akhirnya dibongkar, direnov setelah repay. Jadi setelah repay, Alhamdulillah bisa renovasi,” ujar Sadbor.
Meski begitu, Sadbor mengaku bahwa rumahnya di Sukabumi yang kini sudah menjadi dua lantai tersebut dibayar dengan cara mencicil selama 18 bulan.
Lantas, bagaimana Gunawan sampai bisa dikenal dengan nama Sadbor dalam akun TikTok miliknya? Berikut perjalanannya
Awal mula Gunawan memulai live TikTok adalah saat pandemi tahun 2020 lalu. Kala itu, ia bermain TikTok di sela-sela pekerjaannya sebagai tukang jahit keliling di jakarta.
“Pertama kali itu pas corona. (Dulu) namanya masih Skibor Halilibor sekitar tahun 2019–2020. Mulai viralnya tahun 2020. Alhamdulillah rame sampai sekarang dengan nama akun Sadbor,” jelasnya.
Sebelum joget-joget bersama warga kampungnya, Sadbor hanya membagikan aktivitasnya sebagai tukang jahit keliling.
“Kalau dulu pertama itu ngontennya di Jakarta, kontennya pribadi aja, ngejahit sambil jahit keliling,” tutur Sadbor.
Baca Juga: Kisah Sadbor TikToker Viral Gegara Joget Ayam, Dulu Pernah Jadi Tukang Jahit di Jakarta
Ketika melihat antusiasme yang tinggi dari penontonnya, Sadbor pun memutuskan untuk fokus live dan kembali ke Sukabumi. Sebelum dikenal seperti sekarang, Sadbor mengaku bahwa ia hanya mendapatkan penghasilan puluhan ribu sekali live.
“Waktu itu sambil ngonten juga. Alhamdulillah pertama mah penghasilan kadang 50 ribu, kadang 70 ribu sehari,” terang Sadbor.
Seiring berjalannya waktu, joget ayam ala Gunawan Sadbor ini pun menjadi viral. Ia juga mengaku bahwa orang-orang terdekatnya ingin ikut live dan tidak engak hati untuk menolak.
“Pertamanya ya ada yang mau ikut. Saya kan takutnya kalau nggak diajak dibiang sombong, akhirnya yaudah dirangkul aja,” ucap Sadbor.
Kini, Sadbor memiliki kurang lebih 300 orang tim untuk live. Tak hanya warga kampungnya, Sadbor pun ikut mengajak warga dari kampung sebelah.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri