Suara.com - Taaruf, proses perkenalan antara calon pengantin sebelum menikah, telah menjadi tradisi dalam Islam. Namun, seiring perkembangan zaman, cara melakukan taaruf pun mengalami perubahan. Dulu, taaruf sering dilakukan melalui perantara seperti keluarga atau teman dekat. Kini, dengan adanya teknologi, taaruf dapat dilakukan secara lebih modern dan efisien melalui aplikasi pencari jodoh berbasis Islam.
Perkembangan teknologi digital telah merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal mencari jodoh. Bagi umat muslim yang ingin mencari pasangan hidup sesuai dengan nilai-nilai agama, kehadiran aplikasi pencari jodoh berbasis Islam menjadi solusi yang menarik. Aplikasi ini pun dirancang khusus untuk memfasilitasi proses pencarian pasangan hidup yang halal dan sesuai dengan ajaran Islam.
Salah satu aplikasi yang berdedikasi memfasilitasi proses pencarian pasangan hidup yang halal dan sesuai syariat adalah Muzz. Diluncurkan pertama kali pada tahun 2011 sebagai sebuah website—jauh sebelum populernya aplikasi di telepon selular, Muzz kini dikenal sebagai aplikasi pernikahan Muslim pertama yang hadir di platform Apple dan Android.
Menurut pendiri Muzz, Shahzad Younas, seorang pengusaha asal Inggris, Muzz bukanlah aplikasi kencan seperti yang banyak ditemui. Sesuai syariat, Muslim tidak berkencan. Dan menurutnya, filosofi inilah yang membedakan Muzz dengan aplikasi kencan lainnya.
Baca Juga: Biarpun Muslim, Ternyata Orang RI Banyak yang Belum Tahu Apa Itu Asuransi Syariah
Dalam interview dengan media secara daring beberapa waktu lalu, Shahzad menjelaskan bahwa ia pertama kali mendapatkan ide untuk menciptakan aplikasi bagi Muslim untuk bisa mencari pasangan untuk menikah pada 10 tahun silam. Kala itu, ia masih bekerja sebagai banker di London, Inggris.
Sebagai seorang Muslim yang tinggal di London, Shahzad merasakan sulitnya menemukan partner sesama Muslim, dan ia berpikir bahwa ia bisa membangun sesuatu untuk membantu orang-orang yang mengalami masalah serupa.
Shahzad kemudian memutuskan berhenti dari pekerjaannya, dan fokus untuk membangun Muzz pertama kali hingga menjadi aplikasi yang sudah dikenal luas hingga saat ini.
Di awal memperkenalkan Muzz, Shahzad mengaku melakukan marketing secara 'gerilya', di mana ia membagi-bagikan brosur kepada orang-orang yang baru selesai salat Jumat di masjid di Inggris, yang berisi ajakan untuk mengunduh Muzz. Tak hanya itu, ia juga rajin hadir di berbagai event yang diselenggarakan umat Muslim, dan menyelipkan brosur di kaca mobil para pengunjung.
Perjuangannya kini telah berbuah. Saat ini, Muzz telah memiliki lebih dari 12 juta pengguna di seluruh dunia, dan memiliki lebih dari 150 karyawan yang bekerja di banyak negara seperti Inggris Raya, Prancis, Jerman, Maroko, Aljazair, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan, Malaysia dan Indonesia.
Baca Juga: Lampaui Target, JMFW 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Potensial USD 20,4 juta
Keuntungan Memilih Aplikasi Pencari Jodoh Muslim
Shahzad melihat bahwa umat Muslim membutuhkan platform yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam mencari pasangan. Menurutnya, aplikasi ini merupakan tempat yang aman bagi Muslim untuk menemukan partner mereka.
Sejak awal pendaftaran di Muzz, para pengguna akan diminta untuk mematuhi seluruh aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Jika tidak mematuhi aturan dan ketentuan yang ada, maka pihak Muzz dapat mengeluarkan pengguna tersebut dari platform.
"Ketika pertama kali mendaftarkan diri di Muzz, pengguna akan mengisi data diri seperti email dan foto selfie. Muzz menggunakan AI untuk mengetahui apakah mereka adalah orang asli atau scamming. Jika ditemukan kecurigaan orang yang tidak baik, kami akan memblokir email, nomor HP, bahkan device yang mereka gunakan, jadi sangat sulit untuk mereka kembali ke Muzz," kata Shahzad.
Bahkan jika seseorang menggunakan bahasa yang tidak sopan, akunnya akan otomatis dihapus dan diblokir.
Muzz secara konsisten mengembangkan fitur-fitur yang sesuai dengan nilai-nilai Islami, di mana hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk memperlihatkan apakah kedua orang tersebut serius mengenai tujuan pernikahan.
Misalnya saja, Muzz menyediakan fitur untuk menggunakan wali, sehingga para pengguna tidak akan berbicara langsung antara satu sama lain namun melalui perantara wali. Bukankah ini mirip dengan proses taaruf di dunia nyata?
Tak hanya itu, terkhusus wanita, Muzz memberikan opsi di mana mereka bisa memilih foto yang bersifat privasi atau tak terlihat dan bisa mengatur untuk siapa saja foto bisa dilihat. Fitur khusus pengguna wanita lainnya kendali untuk mengizinkan pengguna pria untuk menelepon atau tidak. Muzz juga menyediakan opsi panggilan video dan suara melalui aplikasinya, sehingga pengguna (terutama wanita), tidak harus memberikan nomor teleponnya sebelum ia benar-benar merasa siap.
Kisah Suksess Pengguna Muzz
Hingga saat ini, aplikasi Muzz telah memiliki 12 juta pengguna di berbagai negara di dunia. Bahkan, Muzz sudah berhasil mewujudkan 500 ribu pernikahan muslim di dunia. Di Indonesia, Muzz tercatat telah memiliki sekitar lebih dari 500 ribu pengguna.
Shahzad kemudian menceritakan pernikahan pasangan pertama berkat aplikasi Muzz. Ia menceritakan bahwa seorang pria dari Uganda mengirim email kepada Muzz untuk berterima kasih karena dirinya telah berhasil menemukan pasangannya lewat aplikasi tersebut, dan mereka baru saja menikah.
"Saya tidak berpikir kami memiliki banyak anggota di Uganda. Kemudian saya melihat di database, dan ternyata pria itu adalah satu-satunya anggota pria di Uganda, sementara yang perempuan juga merupakan satu-satunya anggota perempuan di negara itu. Mereka kemudian menemukan satu sama lain dan menikah," pungkas Shahzad.