Tom Lembong Dulu Timses Siapa? Mantan Orang Dekat Jokowi dan Sahabat Anies Jadi Tersangka Korupsi

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 30 Oktober 2024 | 13:59 WIB
Tom Lembong Dulu Timses Siapa? Mantan Orang Dekat Jokowi dan Sahabat Anies Jadi Tersangka Korupsi
Menteri Perdagangan tahun 2015-2016 Thomas Lembong dibawa menuju mobil tahanan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (29/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka korupsi impor gula oleh Kejaksaam Agung dan kini ditahan selama 20 hari kedepan di Rutan Salemba.

Tom diduga melakukan penyalahgunaan wewenang ketika dirinya menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada tahun 2015 lalu di era Presiden Joko Widodo.

Penetapan tersebut diumumkan secara langsung oleh Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Abdul Qohar ketika jumpa pers pada Selasa, (29/10/2024).

Kabar mengenai ditetapkannya Tom Lembong sebagai tersangka langsung ramai dibahas warganet di media sosial. Tak sedikit yang menganggap penangkapan Tom Lembong begitu sarat akan muatan politik.

Baca Juga: Tom Lembong Lulusan Mana? Timses Anies Kini Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula

Bahkan, ada yang menduga jika kasus yang menimpa lantaran Tom berada di pihak berseberangan dengan penguasa.

Sehingga, warganet mencari tahu siapa sosok Tom Lembong dan masuk dalam tim sukses siapa pada kontestasi pilpres.

Profil dan Karier Politik Tom Lembong

Thomas Trikasih Lembong adalah seorang politikus, bankir, dan ekonom yang lahir di Jakarta, 4 Maret 1971.

Tom dan keluarga merupakan penganut agama Katolik, ayahnya seorang ahli jantung bernama Yohanes Lembong dan ibunya Yetty Lembong.

Baca Juga: Ungkit Status Negara Hukum, Anies Blak-blakan Bela Tom Lembong usia Tersangka: I Still Have My Trust In Tom

Tom kecil mengenyam pendidikan di Jerman hingga berumur 10 tahun. Setelahnya, ia kembali ke Indonesia hingga tamat SMP.

Ketika SMA, ia pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat dan dilanjut ke Universitas Harvard mengambil jurusan arsitektur dan perancangan kota.

Awal mula kariernya di dunia politik saat ia ditunjuk sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2000.

Saat itu, BPPN berada di bawah naungan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dalam rekapitalisasi dan restrukturisasi perbankan Indonesia pasca krisis moneter 1998.

Dari situlah nama Tom Lembong mulai dilirik oleh politikus yang membawanya menjadi ‘tangan kanan’ Jokowi di DKI Jakarta.

Pada tahun 2013, Tom dipilih sebagai penasehat ekonomi Gubernur DKI Jakarta saat Jokowi menjabat.

Tak hanya sebagai penasehat ekonomi, Tom juga sebagai sosok yang merumuskan serta menulis pidato Jokowi.

Hubungan Tom dan Jokowi semakin intim sehingga pada kontestasi pilpres 2014, ia tergabung dalam tim pemenangan Jokowi dan Jusuf Kalla.

Setelah Jokowi menang, Tom masih ditugaskan sebagai penulis pidato presiden. Salah satu pidato fenomenal yang ditulisnya adalah berjudul “Game of Thrones” dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada 2018 lalu.

Pada tahun 2015, Tom didapuk sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmad Gobel. Namun, hanya berselang setahun ia direshuffle.

Kendati demikian, ia tetap dipercaya sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hingga 23 Oktober 2019.

Barulah setelah itu, hubungannya dengan Jokowi tampak kurang harmonis lagi. Sejak Jokowi menjabat untuk periode kedua, Tom cukup aktif mengkritisi kebijakan pemerintah.

Bahkan, ia pernah ikut turun ketika mahasiswa demo besar-besaran dalam menganggapi amandemen UU Pilkada.

Hingga akhirnya pada pilpres 2024, ia tergabung dalam tim sukses Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) sebagai co-captain.

Saat debat capres 2024 kemarin, namanya disebut berkali-kali oleh putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sehingga publik menduga hubungan antara Tom dan penguasa semakin renggang.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI