Infografis
Suara.com - Tiktoker Ali Hamza kembali menuai kontroversi. Kali ini, pria bernama asli Hamzali Abradinezad ini diketahui menyindir Najwa Shihab soal pernyataannya yang menyebut bahwa Presiden Jokowi "nebeng" pesawat TNI AU yang mengantarkannya kembali ke Solo setelah lengser dari jabatannya pada 20 Oktober 2024 lalu.
Hal ini terungkap lewat konten yang diunggah Ali di akun Tiktoknya @alinezad pada Rabu (23/10/2024). Sambil mengambil cuplikan video saat Najwa Shihab menyebut Presiden Jokowi "nebeng" pesawat TNI AU, Ali menyindir mantan jurnalis Metro TV tersebut.
"Nebeng gak tuh? Apa sih arti nebeng Neng Nana (nama panggilan Najwa), kayaknya personal banget sama Pak Jokowi," sindir Ali.
Ali juga menyebut bahwa Najwa masih sakit hati karena tidak jadi menteri seperti desas desus yang sempat beredar di masyarakat.
Baca Juga: Profil Ali Hamza: TikToker Serang Najwa Shihab, Ternyata Buzzer Demonisasi Rohingya
"Ini Neng Nana masih sakit hati atau gara-gara dulu diprank jadi menteri?" lanjut Ali sambil tertawa. Ali juga menyinggung soal usia Najwa dan menyebutnya sudah terlalu tua sehingga kemampuan berpikirnya mulai pudar.
Sindiran Ali ini pun mendapat banyak perhatian warganet. Tak sedikit hujatan yang menghujani Ali lantaran sindirannya tersebut. Sindiran Ali ini pun juga menuai kontroversi.
Sebelumnya, Ali juga pernah menuai beberapa kontroversi akibat konten sindirannya. Lalu, apa saja kontroversi yang sempat dituai oleh Tiktokers asal Medan ini? Simak inilah selengkapnya.
Sebar hoaks pengungsi Rohingya
Pada akhir tahun 2023 lalu, Ali sempat menuai kontroversi usai menyebar hoaks yang menyebut bahwa puluhan pengungsi Rohingya telah melakukan perusakan di rumah pengungsian di Taman Sidoarjo, Jawa Timur. Ia juga mengunggah video keadaan rumah pengungsian yang rusak tersebut.
Baca Juga: Kronologi Serangan Warga TikTok ke Najwa Shihab, Pembunuhan Karakter?
Namun setelah ditelusuri, rumah tersebut ternyata bukan dirusak oleh pengungsi Rohingya, melainkan dari pengungsi wilayah lain. Hal ini menjadi runyam lantaran ditemukan 5 orang pengungsi Muslim Rohingya yang juga berada di rumah pengungsian tersebut dan menjadi kambing hitam dalam kejadian ini.
Diboikot setelah sindir Kpopers
Kontroversi pertama yang sempat dituai Ali adalah saat dirinya menyindir para pencinta Kpop atau Kpopers tidak bisa masuk surga. Hal ini berawal dari konten Youtube-nya yang menyebut Nabi Muhammad SAW akan berkumpul dengan orang-orang terkasih di surga nanti.
"Tuh liat! Kalau lo senangnya sama idol KPop, lo juga akan dipertemukan dengan idol KPop. Setiap muslim berharap dapat syafaat dari Rasulullah. Sedangkan lo hanya mencintai orang kafir, lo gak bakal dapat syafaat Rasulullah,” ujar Ali dalam konten tersebut.
Tak hanya di Youtube, Ali juga mengecam tindakan acara Street Woman Fighter di Mnet yang menggunakan azan dan seolah menistakan panggilan ibadah untuk umat Muslim tersebut.
"Sudah tahu sering begini masih aja lo demen tuh Kpop! Di saat agama lo di hina lo malah diem? Dasar penyembah fisik,” tulis Ali di akun TikToknya.
Buntut hal tersebut, muncul petisi untuk memboikot Ali. Warganet menyebut, konten yang dibuat Ali Hamza dinilai menyebarkan fitnah dan ujaran kebencian.
Dalam deskripsi petisi, Ali Hamza dituduh seringkali menggunakan tameng agama untuk menyebarkan kebencian, adu domba, dan fitnah. Adapun konten terakhir yang dalam petisi adalah Ali Hamza dituduh menyalahkan penggemar musik Korea (Kpop), atas terjadinya penyalahgunaan azan lewat musik azan remix di salah satu stasiun TV Korea Selatan.
Konflik dengan Tiktokers lain
Tak hanya soal kontennya yang kerap menyindir orang lain, Ali juga sempat berkonflik dengan dua Tiktokers lain, yaitu Sania Leonardo dan Kadam Sidik.
Hal ini bermula dari pernyataan Ali yang tidak menyukai Kadam lantaran dianggap terlalu berpihak soal pilihan saat pemilu, sedangkan Sania sempat disindir Ali lantaran dianggap mempermainkan soal penyakit mental.
Ali pun menuai banyak hujatan karena dianggap mencari panggung dan sengaja menyindir Tiktokers yang sudah memiliki banyak followers demi mendapat perhatian warganet.
Kontributor : Dea Nabila
