Suara.com - Satire adalah gaya bahasa yang telah lama dikenal. Pada masa lampau, gaya ini sering muncul dalam percakapan langsung, seperti melalui pertunjukan wayang, ludruk, dan ketoprak. Lantas, apa arti satire?
Fungsi satire adalah untuk mengungkap dan mengkritik kesalahan seseorang. Meskipun mirip dengan sarkasme, satire menggunakan humor atau komedi, sehingga kritik dapat diterima masyarakat secara lebih santai dan halus. Selain itu, satire juga berperan sebagai sarana penyampaian kritik terhadap kesalahan atau kinerja seseorang.
Pengertian Satire
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), satir didefinisikan sebagai gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sindiran kepada seseorang atau sesuatu. Dengan demikian, satir dapat dianggap sebagai jenis majas.
Sementara itu, dikutip dari repository.uinjkt.ac.id oleh Nana Yulianti, satir berarti ungkapan yang mencerminkan tawa, penolakan, atau kritik terhadap kelemahan manusia. Namun, bentuknya tidak selalu harus bersifat ironis.
Baca Juga: Satire Menohok Anies Baswedan: Banyak Doktor Dadakan sampai Curhat Tak Numpang Private Jet
Secara umum, satir bukanlah ungkapan yang jelas (implisit). Tujuan satir adalah untuk menyoroti masalah atau perilaku yang dikritik. Dengan kata lain, satir adalah gaya bahasa yang mengandung kritik terhadap sesuatu, bersifat ironis dan implisit, yang sering disampaikan melalui humor.
Sudah Dikenal Sejak Dulu
Gaya bahasa satire telah digunakan sejak lama dalam kehidupan sehari-hari, meskipun sering kali tidak dilakukan secara langsung untuk menyinggung orang lain.
Pada zaman dahulu, gaya bahasa satire banyak dijumpai dalam percakapan langsung, terutama melalui pertunjukan seperti wayang, ludruk, dan ketoprak. Seni pementasan ini biasanya memanfaatkan humor, di mana humor tersebut sering mengandung elemen satire atau sindiran terhadap pihak tertentu. Saat ini, penggunaan satire juga terus berkembang seiring waktu.
Contoh Kalimat Satire
Ada beberapa contoh kalimat yang bernada satire. Kalimat tersebut umumnya mengandung sindiran, baik secara halus maupun keras, misalnya:
Berikut beberapa contoh satire:
Baca Juga: Jam Koma Gen Z Artinya Apa? Bukan Sekedar Istilah Viral Lucu, Tapi Sinyal Bahaya!
- "Kamu wangi sekali, sampai-sampai membuatku hampir muntah jika dekat denganmu."
- "Kamu sangat perhatian pada anak, sampai-sampai dia tertinggal di pasar dan kamu tidak menyadarinya."
- "Filmnya sangat seru, sampai-sampai aku ketiduran saat menontonnya saking menariknya."
- "Ternyata gedung DPR sangat mewah dan nyaman. Pantas saja anggota DPR sering tertidur saat rapat."
- "Katanya sih orang kaya, tapi di akhir bulan masih suka mencari utangan."
Perbedaan Satire dan Sarkasme
Gaya bahasa satire sering disamakan dengan sarkasme, padahal keduanya berbeda. Satire adalah ungkapan yang mengandung kritik terhadap sesuatu, sedangkan sarkasme adalah ungkapan yang digunakan untuk meremehkan seseorang atau sesuatu secara langsung.
Satire berfungsi untuk memperhalus kritik, sedangkan sindiran sarkasme lebih banyak menggunakan kata-kata kasar dan keras yang bisa terdengar tidak menyenangkan, sehingga berpotensi menyakiti perasaan seseorang.
Sarkasme disampaikan secara terang-terangan dan tidak tersirat, sehingga sering kali dapat menyinggung perasaan orang lain. Contoh kalimatnya seperti, "Anak itu sangat bodoh sampai-sampai membuatku muak."
Perbedaan antara satire dan sarkasme dapat dilihat dari makna ungkapan dan cara penyampaiannya. Sarkasme merupakan bentuk cibiran, ejekan, atau cemoohan yang cenderung lebih kasar.
Demikianlah informasi terkait arti satire, serta perbedaannya dengan sarkasme. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas