- Aspek pertama: Tidak dilakukan hanya pada saat menjelang pernikahan
- Aspek kedua: Taaruf tidak hanya dengan pasangan, tetapi juga kepada diri sendiri
- Aspek ketiga: Taaruf tentang persepsi dan perasaan
![Ilustrasi taaruf. [Pexel]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/16/22812-ilustrasi-taaruf.jpg)
Kenapa Taaruf Tidak Boleh Lama-Lama?
Perihal yang satu ini pernah dijelaskan oleh Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya yang diunggah ke kanal YouTube Al-Bahjah TV. Semuanya berkaitan dengan godaan setan untuk berzina.
Taaruf sejatinya dilakukan untuk menghindari zina. Apabila dilakukan terlalu lama dan calon pasangan tak kuat dengan godaan setan, yang terjadi justru mungkin sebaliknya. Hal inilah yang perlu dikhawatirkan.
"Taaruf sampai mati enggak nikah, juga boleh. Yang enggak boleh kan zina, telepon-telepon yang ngaco, itu yang enggak boleh. Cuma setan itu pandai," jelas Buya Yahya seperti dilansir dari YouTube pada Senin (28/10/2024).
"Kalau sudah tunangan (setelah taaruf), kata setan, itu katanya sudah jadi. Akhirnya gampang, bahkan mungkin berzina pun tidak ragu. Karena apa? Pun pada akhirnya mau menikah," imbuhnya.
Lantas, berapa lama sebaiknya taaruf dilakukan sampai proses pernikahan? Menurut Agus Ariwibowo dalam buku Taaruf Khitbah Nikah Malam Pertama, proses taaruf sebaiknya dilakukan paling cepat selama 1 bulan dan paling lama 3 bulan. Setelah dilakukan taaruf, pasangan sebaiknya dianjurkan segera untuk khitbah alias lamaran.