Suara.com - Sebagai seorang ibu tunggal, Ria Ricis tentu sangat memperhatikan kondisi tumbuh kembang putri semata wayangnya, Moana. Apalagi saat ini, diketahui, balita berusia 2 tahun tersebut mengalami speech delay.
Menceritakan kondisi putrinya, Ria Ricis mengungkap jika kondisi tersebut diketahui saat Moana berusia 1 tahun. Pasalnya, putri Teuku Ryan itu belum bisa mengucapkan beberapa kata layaknya anak seusianya.
Hal ini pun membuat Ria Ricis memeriksakan kondisi putrinya ke empat dokter anak sekaligus. Moana pun didiagnosis mengalami speech delay dan ADHD.
"Jadi aku tuh tau Moana speech delay itu waktu dia umur setahunan yang di mana pada usia normalnya harusnya udah bisa nyebut beberapa kata. Nah akhirnya dari situ kita mulai panggil guru terapi. Aku sampai ke 4 DSA," ujarnya dalam wawancara yang Suara.com kutip pada TikTok Amy Lovers, Kamis (24/10/2024).
Baca Juga: Viral Pedagang Mainan Di Cengkareng Pertontonkan Video Porno Ke Anak-anak, Polisi Turun Tangan
Mengetahui hal tersebut, wanita nernama Ria Yunita itu sempat patah hati hingga menangis. Wanita 29 tahun itu pun akhirnya mengikuti terapi yang disarankan oleh dokter.
Ria Ricis pun terkejut saat mengetahui penyebab putrinya speech delay. Rupanya itu dikarenakan ia terlalu banyak memberikan mainan pada Moana.
"Ternyata jawabannya satu. Kebanyakan mainan salah satunya. Di otak aku tuh namanya ibu baru ya, ibu kaget. Kirain tuh makin banyak mainan anak semakin happy," ucap dia.
"Tapi ternyata aku salah besar. Ternyata kebanyakan mainan, kebanyakan objek, kebanyakan warna itu justru bikin dia bingung. Gak bisa fokus sama satu mainan," tambah dia.
Hal ini juga senada dengan saran dari dr Mesty Ariotedjo, Sp.A, yang menyarankan kepada orangtua untuk jangan sering membelikan mainan untuk anak-anaknya.
Baca Juga: Sempat Alami Speech Delay, Begini Kondisi Terkini Moana Anak Ria Ricis
“Ada penelitiannya bahwa anak-anak yang punya mainan empat dibanding sama yang punya 16 atau lebih ternyata anak yang punya mainannya sedikit cenderung imajinasinya jalan,” ujar dr Mesty seperti dikutip dari akun TikTok @parenting.hebat.
Ditambahkan dr Mesty ketika anak yang memiliki sedikit mainan mereka akan mengulik mainan dengan berbagai imajinasi yang dimiliki.
“Anak tuh biarin aja bosan karena disaat bosan dia day dreaming, dia bengong memikirkan imajinasi atau kreativitasnya lebih terbangun,” tambahnya.
Sementara bagi anak yang memiliki banyak mainan, mereka cenderung berindah dari satu mainan ke mainan lainnya. “Akhirnya ya gak terbentuk tuh stimulasi kreativitasnya dia,” kata dr Mesty
“Jadi misalnya kita punya mainan di satu ruangan misalnya dibatasi ada 4 pilihan, nanti minggu depan kita rotate lagi dengan mianan lain. Jadi usahakan gak terlalu banyak pilihan yang kadang membuat dia overwhelmed over stimulated akhirnya kayak jack of all trades gitu, mau mainan semuanya tapi gak mainin sampai tuntas,” tutup dr Mesty.